Ragam Pemimpin PDI-P Kenang Tulisan Kwik Kian Gie di Kompas: Tajam dan Kritis

Pemimpin PDI-P Kenang Tulisan Kwik Kian Gie di Kompas: Tajam dan Kritis

11
0

Peran Kwik Kian Gie dalam Dunia Politik dan Ekonomi Indonesia

Andreas Hugo Pareira, politikus senior PDI-P yang juga menjabat Wakil Ketua Komisi XIII DPR, mengungkapkan bahwa salah satu tulisan opini yang paling berkesan baginya adalah karya dari Kwik Kian Gie. Judul dari tulisan tersebut adalah “Seandainya Aku Konglomerat”. Menurut Andreas, tulisan ini sangat kritis dan tajam, mampu menyentuh isu-isu ekonomi politik Indonesia pada masa itu, yang hingga kini masih relevan.

“Saya masih ingat tulisan KKG di opini Kompas: ‘Seandainya Aku Konglomerat’. Tulisan itu sangat berkesan karena kritis dan tajam menusuk masuk pada persoalan ekonomi politik Indonesia pada masa itu, dan nampaknya masih berlangsung sampai saat ini,” ujar Andreas kepada Indonesiadiscover.com, Selasa (29/7/2025).

Menurut Andreas, tidak banyak ekonom yang berani mengkritik pemerintahan Presiden ke-2 Soeharto di masa itu. Ia mulai mengenal Pak KKG melalui tulisan-tulisan opini beliau di Harian Kompas pada tahun 1980-an ketika mereka masih di bangku kuliah.

“Ketika itu, tidak banyak ekonom yang berani secara terbuka mengkritik pemerintah Soeharto. KKG dengan bahasanya yang lugas mengkritik dan mengajarkan kepada bangsa ini membangun negara dengan dedikasi dan integritas,” sambungnya.

Kontribusi Kwik Kian Gie dalam Dunia Pendidikan

Selain berkontribusi dalam dunia politik dan ekonomi, Kwik Kian Gie juga dikenang sebagai sosok penting dalam dunia pendidikan. Ia bersama teman-temannya mendirikan Institut Prasetiya Mulya hingga Institut Ilmu Bisnis Indonesia. Upaya ini menunjukkan komitmennya untuk memajukan pendidikan di Indonesia.

Di masa reformasi, Kwik Kian Gie dengan caranya mengkritik ekonomi Orde Baru yang mulai runtuh di akhir dekade 90-an. Dalam salah satu seminar, ia mengungkapkan bahwa ekonomi Indonesia tidak akan runtuh seandainya Soeharto pada masa itu melaksanakan semua apa yang dipidatokannya.

“Nampaknya, peringatan dari KKG masih tetap aktual untuk mengenang KKG dan merefleksikan situasi Indonesia saat ini. Selamat jalan Pak Kwik. Beristirahatlah dalam damai,” imbuh Andreas.

Profil Singkat Kwik Kian Gie

Kwik Kian Gie lahir pada tahun 1935 di Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Setelah menamatkan pendidikan SMA, ia melanjutkan studinya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia selama setahun untuk tingkat persiapan. Kemudian, pada tahun 1956, dia melanjutkan studi ke Nederlandsche Economische Hogeschool Rotterdam yang kini bernama Erasmus Universiteit Rotterdam. Kwik menyelesaikan studinya pada tahun 1963.

Pada tahun 1987, Kwik bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Pada tahun yang sama, ia mewakili PDI sebagai anggota Badan Pekerja MPR. Ketika Megawati Soekarnoputri menjadi Ketua Umum PDI yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan, Kwik Kian Gie menduduki jabatan Ketua DPP merangkap Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan.

Sebagai kader PDI Perjuangan, Kwik Kian Gie pernah menjadi Wakil Ketua MPR RI. Di era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Kwik Kian Gie pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Ekuin) periode 1999-2000. Kemudian pada tahun 2001-2004, Kwik Kian Gie dipercayakan oleh Megawati Soekarnoputri untuk mengemban jabatan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Ketua Bappenas.

Kwik Kian Gie pun diganjar Bintang Mahaputra Adipradana pada tahun 2005. Sejarah hidupnya membuktikan kontribusi besar dalam berbagai bidang, baik politik, ekonomi, maupun pendidikan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini