Ragam Berita Duka: Ekonom Senior Kwik Kian Gie Meninggal di Usia 90 Tahun

Berita Duka: Ekonom Senior Kwik Kian Gie Meninggal di Usia 90 Tahun

12
0

Kwik Kian Gie, Tokoh Ekonomi dan Nasionalis yang Dikenang

Kwik Kian Gie, salah satu tokoh ekonomi terkemuka di Indonesia, meninggal dunia pada Senin malam, 28 Juli 2025, di usia 90 tahun. Kabar duka ini disampaikan oleh beberapa tokoh nasional, termasuk politikus PDI-P, Hendrawan Supratikno, yang menyebutkan bahwa jenazah almarhum disemayamkan di Rumah Duka RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.

Sebelumnya, kabar tersebut juga dikonfirmasi oleh Andreas Hugo Pareira, anggota PDI-P, yang menggambarkan Kwik sebagai seorang ekonom andal dan tokoh besar bangsa. Ia menulis, “Selamat jalan menuju keabadian, ekonom andal berintegritas. You’ll be missed. Kita kehilangan tokoh ekonom besar.”

Menurut informasi yang diperoleh, Kwik sempat dirawat di RS Medistra Jakarta akibat masalah pencernaan sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir. Peristiwa ini memicu rasa duka mendalam dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk para tokoh nasional.

Ucapan Duka dari Tokoh-Tokoh Berpengaruh

Salah satu tokoh yang turut menyampaikan belasungkawa adalah Sandiaga Uno, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta sekaligus politikus PPP. Ia mengenang Kwik sebagai seorang ekonom, pendidik, dan nasionalis sejati. Sandiaga mengingat peran Kwik sebagai penasihat ekonomi pasangan Prabowo Subianto–Sandiaga Uno menjelang Pemilu 2019.

Dalam unggahan di akun Instagram resminya, Sandiaga menulis, “Selamat jalan, Pak Kwik Kian Gie. Ekonom, pendidik, nasionalis sejati. Mentor yang tak pernah lelah memperjuangkan kebenaran. Yang berdiri tegak di tengah badai demi kepentingan rakyat dan negeri. Indonesia berduka.”

Ucapan duka ini juga disampaikan oleh banyak pihak lainnya, termasuk rekan-rekan sejawat, sahabat, dan penggemar karya-karyanya.

Profil Singkat Kwik Kian Gie

Kwik Kian Gie lahir di Juwana, Pati, Jawa Tengah, pada 11 Januari 1935. Ia berasal dari keluarga keturunan Tionghoa. Pendidikan awalnya dilanjutkan di Universitas Indonesia, lalu melanjutkan studi ke Nederlandsche Economische Hogeschool di Rotterdam, Belanda, dan lulus pada tahun 1963.

Karier Kwik dimulai di luar negeri, termasuk sebagai asisten atase kebudayaan di KBRI Den Haag dan direktur asosiasi perdagangan Belanda-Indonesia. Pada tahun 1970, ia kembali ke Indonesia dan mendirikan sejumlah perusahaan, termasuk PT Indonesian Financing & Investment, perusahaan non-bank pertama di Indonesia.

Selain aktif dalam bisnis, Kwik sangat peduli pada pendidikan. Ia ikut mendirikan SMA Erlangga Surabaya (1954), menjadi pengurus Yayasan Trisakti (1968), dan turut mendirikan Institut Manajemen Prasetiya Mulya (1982) serta Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII) pada 1987.

Minatnya pada kebijakan publik membawanya ke dunia politik. Ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan tetap setia pada Megawati Soekarnoputri saat konflik internal partai terjadi di era Orde Baru.

Setelah reformasi, Kwik dipercaya untuk menjalankan beberapa jabatan penting, antara lain:

  • Anggota DPR RI
  • Wakil Ketua MPR RI
  • Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (1999–2000)
  • Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (2001–2004)

Atas dedikasinya, ia dianugerahi Bintang Mahaputera Adipradana oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Warisan yang Tak Terlupakan

Kwik Kian Gie meninggalkan warisan yang berharga bagi bangsa Indonesia. Pemikiran, integritas, dan perjuangannya akan selalu dikenang sebagai bagian dari sejarah bangsa ini. Meskipun ia telah pergi, semangat dan kontribusinya tetap hidup dalam hati masyarakat Indonesia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini