Nasional Rosan Roeslani Berharap Tarif Trump Dorong Investasi Langsung

Rosan Roeslani Berharap Tarif Trump Dorong Investasi Langsung

15
0

Harapan Menteri Investasi terhadap Kenaikan Tarif Resiprokal

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan harapan bahwa kenaikan tarif resiprokal sebesar 19 persen terhadap Indonesia dapat mendorong peningkatan investasi dalam negeri. Ia menjelaskan, kenaikan ini akan membuat beberapa barang yang tujuannya utamanya untuk pasar Amerika Serikat, seperti tekstil dan alas kaki, menjadi lebih kompetitif.

Dalam konferensi pers daring yang disiarkan melalui YouTube pada Selasa, 29 Juli 2025, Rosan menekankan bahwa tarif resiprokal Indonesia yang lebih rendah dibandingkan negara pesaing di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), seperti Pakistan dan Bangladesh, berpotensi meningkatkan investasi asing langsung. Ia juga mengajak investor untuk tidak hanya menanamkan modal, tetapi juga melakukan transfer teknologi dan pengetahuan, serta berkomitmen pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM).

“Agar anak-anak bangsa bisa memahami dan menggunakan teknologi baru,” ujarnya. Rosan menekankan pentingnya transfer of knowledge dalam proses investasi, karena hal ini akan membantu meningkatkan kemampuan SDM di Indonesia.

Untuk menarik investasi, pemerintah menawarkan skema insentif berupa keringanan pajak dan insentif fiskal. Contohnya, perusahaan yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan di Indonesia dapat memperoleh insentif pajak hingga 300 persen. Kebijakan ini diatur dalam Undang-Undang Cipta Kerja.

Selain itu, perusahaan yang mendukung pengembangan SDM bisa mendapatkan insentif fiskal hingga 200 persen. “Yang paling penting transfer of knowledge itu bisa berjalan dan juga bisa meningkatkan sumber daya manusia kita,” kata Bos Danantara tersebut.

Realisasi Investasi pada Kuartal II 2025

Total realisasi investasi pada kuartal II 2025 mencapai Rp 477,7 triliun. Investasi domestik menjadi penyumbang terbesar, yaitu Rp 275,5 triliun atau 57,7 persen dari total investasi. Sementara itu, investasi asing tercatat Rp 202,2 triliun, lebih rendah dibandingkan triwulan I yang mencapai Rp 230,4 triliun.

Penanaman modal sepanjang Januari-Juni 2025 mencapai Rp 942,9 triliun, tumbuh 13,6 persen secara tahunan. Penanaman modal dalam negeri sebesar Rp 510,3 triliun tetap menjadi kontributor utama, sementara investasi asing langsung menyumbang 45,9 persen atau Rp 432,6 triliun.

Tensi Geopolitik dan Peran Investor Dalam Negeri

Rosan menyatakan bahwa tensi geopolitik global memengaruhi iklim investasi. Namun, di tengah ketidakpastian tersebut, ia menilai investor dalam negeri memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. “Tentunya kami memberikan prioritas kepada investor dalam negeri juga agar mereka bisa berinvestasi di Indonesia.”

Ia menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya untuk menciptakan lingkungan investasi yang kondusif dan menarik bagi para pelaku usaha, baik lokal maupun asing. Dengan kebijakan yang pro-investasi dan insentif yang menarik, diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terus meningkat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini