Ragam Yogyakarta Jadi Tuan Rumah Jadwal Kota Pusaka Indonesia 2025

Yogyakarta Jadi Tuan Rumah Jadwal Kota Pusaka Indonesia 2025

13
0

Yogyakarta Jadi Tuan Rumah Perhelatan Budaya Nasional 2025

Yogyakarta telah terpilih menjadi tuan rumah perhelatan Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) pada tahun 2025. Acara yang akan berlangsung dari tanggal 5 hingga 9 Agustus 2025 ini diikuti oleh 59 kota dan kabupaten se-Indonesia. Selain acara utama, tersedia berbagai rangkaian kegiatan pendukung yang menarik.

Rangkaian acara tersebut akan dimulai dengan Festival Sastra Yogyakarta yang berlangsung dari 30 Juli hingga 4 Agustus 2025. Selain itu, ada juga ajang budaya yang disajikan dalam bentuk Pasar Malam Indonesia, yang menampilkan pertunjukan dari delegasi daerah. Masyarakat dan wisatawan bisa menyaksikan puncak acara yang diisi oleh Karnaval Indonesia Street Performance di sepanjang Jalan Malioboro, dengan partisipasi sekitar 2.000 peserta dari 30 anggota JKPI.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, menjelaskan bahwa selama acara berlangsung, akan ada berbagai kegiatan hingga sesi pembelajaran tematik dari para ahli melalui sesi Benchmarking Budaya, Karawitan, dan layang-layang tradisional. Salah satu agenda penting dalam acara ini adalah forum lintas daerah yang membahas isu-isu terkait pelestarian budaya.

“Melalui event ini, berbagai daerah akan membeberkan upaya dan tantangan dalam melestarikan budaya lokal, yang melibatkan partisipasi publik,” ujar Yetti, Senin, 28 Juli 2025.

Peluang Wisata di Masa Low Season

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengatakan bahwa acara ini juga menjadi peluang bagi Yogyakarta untuk mengisi masa kunjungan wisata di bulan Agustus yang biasanya masuk dalam masa low season. “Event ini harus menjadi ajang produktif yang tidak hanya sekadar mengulas warisan budaya, tetapi juga memberi dampak ekonomi dari sektor wisata,” kata dia.

Hasto menekankan pentingnya diversifikasi destinasi wisata di Kota Yogyakarta. Sebab, saat ini wisata budaya terfokus pada titik-titik ikonik seperti Malioboro dan Candi Prambanan. Menurutnya, destinasi baru seperti Embung Giwangan dapat menjadi contoh dalam pengembangan wisata berbasis budaya yang inklusif dan menyentuh kalangan lebih luas.

“Kita harus mengembangkan kreativitas destinasi, bukan hanya destinasi fisiknya. Kita bisa dorong spot tourism, medical tourism, bahkan kegiatan budaya yang menyatu dengan kehidupan warga,” tambahnya.

Kota Yogyakarta Terpilih sebagai Tujuan Utama

Direktur Eksekutif JKPI, Nanang Asfarinal, menyampaikan bahwa hingga saat ini anggota JKPI mencapai 75 Kota dan Kabupaten. Daerah-daerah tersebut bergabung karena memiliki sejarah sebagai bekas ibu kota kerajaan atau kesultanan. Ia juga menjelaskan bahwa Kota Yogyakarta terpilih setelah melalui voting pada Rakernas JKPI di Semarang, Jawa Tengah, dua tahun lalu.

“Jogja dipilih karena kesiapan dan statusnya sebagai ibu kota budaya. Ini merupakan pengakuan yang wajar, mengingat Kota Yogyakarta baru saja ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO seperti halnya di Kota Sawahlunto,” katanya.

Berita Terkait

Beberapa artikel lain yang relevan dengan topik ini antara lain:

  • Hari Raya Seni Rupa Jogja di Tengah Kelesuan Pasar
  • Kreativitas Anak Muda Yogyakarta untuk Gaza
  • Motif Sebenarnya Perusakan Makam Umat Kristen Yogyakarta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini