Olahraga Kisah Romano Floriani, Cucu Mussolini yang Jadi Bintang Sepak Bola

Kisah Romano Floriani, Cucu Mussolini yang Jadi Bintang Sepak Bola

14
0

Kehidupan dan Karier Romano Floriani Mussolini

Romano Floriani Mussolini, seorang pemain sepak bola muda asal Italia yang kini berusia 22 tahun, sedang berusaha menulis kisahnya sendiri di dunia sepak bola. Ia lahir di Roma pada 27 Januari 2003 dan saat ini bermain sebagai bek kanan, namun juga terampil dalam posisi gelandang kanan atau pemain sayap. Meski memiliki bakat yang menjanjikan, ia harus menghadapi beban berat karena menjadi cicit dari Benito Mussolini, diktator fasis yang memerintah Italia dari 1922 hingga 1943.

Musim 2025 bisa menjadi titik balik dalam kariernya. Setelah menjalani masa peminjaman yang sukses bersama Juve Stabia di Serie B, Romano kini dipinjamkan oleh Lazio ke Cremonese. Klub promosi tersebut akan menjadi tempat baginya untuk tampil di Liga Italia 2025/2026. Dengan tinggi badan 188 cm dan kaki kanan yang kuat, Romano memiliki fisik ideal untuk bersaing di level tertinggi sepak bola Italia.

Menghadapi Warisan Keluarga yang Berat

Romano tumbuh dalam keluarga yang kaya akan sejarah politik dan seni. Ibunya, Alessandra Mussolini, adalah seorang politikus Italia dan cucu dari Benito Mussolini. Sementara itu, kakeknya, Romano Mussolini, adalah seorang pianis jazz terkenal, dan bibi buyutnya adalah aktris legendaris Sophia Loren. Nama Benito Mussolini selalu menjadi bayangan dalam hidup Romano.

Pada 2022, pengadilan tertinggi Italia memutuskan bahwa anak-anak akan diberikan nama keluarga ayah dan ibu sejak lahir. Oleh karena itu, Romano memilih menggunakan nama Floriani Mussolini di belakang namanya. Floriani berasal dari garis ayah, Mario Floriani, seorang polisi. Selama bermain di Juve Stabia, ia memilih menggunakan “F. Mussolini” sebagai nama di belakang kostumnya.

Namun, nama tersebut memberi tekanan tambahan. Pada Desember 2024, ketika ia mencetak gol pertamanya di Serie B, sebagian suporter menyambut golnya dengan sorakan “Mussolini!” yang dikabarkan memberikan salam fasis. Insiden ini memicu investigasi otoritas sepak bola Italia dan memicu perdebatan panas di media.

Romano memilih tetap tenang. Ia menolak untuk dikaitkan dengan ideologi yang tidak pernah ia anut. Baginya, sepak bola adalah tempat untuk membuktikan diri, bukan untuk membela atau menolak sejarah keluarga. Dalam konferensi pers perkenalannya bersama Cremonese, ia tampil tenang dan percaya diri. Ia menegaskan bahwa ia tidak pernah merasa terbebani oleh nama keluarganya. “Nama keluarga saya tidak pernah menjadi masalah bagi saya. Dari sudut pandang saya, semakin sedikit dibicarakan, semakin baik,” ujarnya dengan nada tegas. Ia menambahkan, “Saya ingin menunjukkan apa yang bisa saya lakukan dan membuktikan nilai saya.”

Jejak Karier yang Menjanjikan

Romano Floriani Mussolini adalah produk asli akademi sepak bola Italia. Ia memulai karier di AS Roma sebelum pindah ke akademi Lazio pada usia 13 tahun. Di sana, ia terus mengasah kemampuannya hingga dipercaya tampil di level senior. Ia meniti karier dari bawah, melalui sistem peminjaman yang ketat dan kompetitif di sepak bola Italia.

Di Pescara, ia belajar menghadapi kerasnya pertandingan profesional. Di Juve Stabia, ia matang sebagai pemain, menjadi andalan di sisi kanan pertahanan, sekaligus mampu membantu serangan dengan umpan-umpan terobosan yang akurat. Kini, di Cremonese, ia dihadapkan pada tantangan terbesar: bertahan dan bersinar di Serie A.

Bagi banyak orang, bergabung dengan klub besar seperti Lazio adalah mimpi. Namun, bagi Romano mimpi itu belum benar-benar tergapai. Ia belum pernah melakukan debut resmi di tim utama Lazio, meski beberapa kali duduk di bangku cadangan. Pilihan untuk dipinjamkan ke klub yang lebih membutuhkan kontribusi langsung seperti Cremonese justru bisa menjadi jalan terbaik untuk berkembang.

Bersama Cremonese, Romano Floriani Mussolini sedang berusaha menulis sejarah. Ia tidak bisa mengubah masa lalu kakek buyut, tapi berusaha menulis sendiri kisahnya sebagai pemain sepak bola yang dikenal karena nama belakangnya, tapi aksinya di lapangan hijau.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini