
Tren Kasus DBD yang Meningkat Setiap Musim Hujan
Peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) setiap musim hujan menjadi perhatian serius bagi masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama virus DBD. Dokter Umum Rumah Sakit Siloam Purwakarta, Kharina Helhid, menyampaikan bahwa banyak pasien menganggap remeh gejala awal DBD, seperti demam biasa.
“Gejala awal DBD sering disalahartikan sebagai flu atau infeksi virus ringan. Padahal, deteksi dini sangat krusial dalam mencegah kondisi berat seperti syok dengue yang dapat berujung pada kematian,” ujar Kharina Helhid dalam keterangan persnya.
Ia juga menekankan bahwa anak-anak dan lansia merupakan kelompok yang paling rentan terhadap komplikasi DBD. Dari data Kementerian Kesehatan hingga Mei 2025, tercatat lebih dari 55 ribu kasus DBD di seluruh Indonesia dengan angka kematian mencapai 439 jiwa. Angka ini meningkat signifikan dibanding periode yang sama pada tahun 2024. Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi.
Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai
Laman resmi Halodoc menjelaskan beberapa gejala DBD yang biasanya muncul mulai empat hingga 10 hari setelah mendapat gigitan nyamuk. Berikut ciri-ciri demam berdarah yang perlu diwaspadai:
Demam tinggi
Gejala awal yang paling umum dari demam berdarah adalah demam tinggi secara mendadak, biasanya suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius. Demam ini bisa disertai dengan menggigil dan dapat berlangsung selama 2 hingga 7 hari.Nyeri otot dan sendi
Banyak pasien demam berdarah yang mengalami nyeri otot dan sendi yang parah, sehingga sering disebut “demam bone-breaking”. Nyeri ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari.Ruam kulit
Ciri-ciri demam berdarah juga berkaitan dengan masalah kulit. DBD bisa menimbulkan ruam kulit, dan biasanya muncul beberapa hari setelah demam terjadi. Ruam ini bisa berupa bercak merah dan dapat menyebar ke seluruh tubuh.Mual dan muntah
Mual dan muntah bisa mempengaruhi asupan makanan dan cairan. Hal ini terjadi karena respons tubuh terhadap infeksi dan bisa menyebabkan dehidrasi.Gejala lain yang perlu diwaspadai
Ada pula gejala yang perlu diwaspadai seperti sakit kepala, sakit di belakang mata, kelenjar bengkak, nyeri perut, serta perubahan tekanan darah dan penurunan jumlah trombosit.
Ciri-ciri DBD pada anak termasuk gejala yang mirip dengan orang dewasa tapi bisa lebih cepat menunjukkan tanda-tanda peringatan seperti perut sakit parah, muntah persisten, dan kelelahan berat.
Pentingnya Pencegahan dengan Metode 3M Plus
Kharina Helhid kembali mengingatkan tentang pentingnya metode 3M Plus guna mengantisipasi meningkatnya penderita DBD. Metode 3M Plus yaitu Menguras tempat penampungan air, Menutup rapat tempat penyimpanan air, Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk, Plus tindakan tambahan seperti menabur larvasida, menggunakan kelambu, dan fogging.
Edukasi Masyarakat Melalui Seminar Kesehatan
Sebelumnya, Holywings Peduli bekerja sama dengan Helen’s Night Mart Karangsari Bandung menyelenggarakan seminar kesehatan bertema “Waspada Demam Berdarah: Cegah dan Tangani Sejak Dini” pada Sabtu, 26 Juli 2025 di Karangsari Bandung. Lebih dari 150 peserta hadir dalam seminar tersebut. Salah satu warga Kelurahan Pasteur yang juga peserta seminar, Lilis Kartika merasa lebih tercerahkan dengan informasi gejala awal DBD ini.
“Saya sangat bersyukur bisa ikut seminar ini. Banyak informasi baru yang saya dapat, terutama tentang gejala awal DBD dan cara pencegahannya di rumah. Biasanya kami cuma tahu soal fogging, ternyata ada cara lain yang lebih efektif seperti 3M Plus,” ujar Lilis Kartika.
Komisaris Utama Holywings Group Andrew Susanto menyampaikan harapannya seminar ini menjadi pemicu terbentuknya kesadaran kolektif soal penyakit DBD. “Seminar ini merupakan bagian dari upaya kami untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap isu-isu kesehatan yang penting. Kami percaya bahwa edukasi merupakan langkah awal yang paling efektif dalam mencegah berbagai penyakit,” kata Andrew Susanto.