
Israel Kembali Buka Koridor Kemanusiaan untuk Gaza
Setelah beberapa waktu lamanya menutup akses bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza, Israel akhirnya mengambil langkah penting dengan memutuskan kembali membuka koridor kemanusian. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap tekanan dari komunitas internasional yang semakin meningkat, menyusul meningkatnya krisis kelaparan di wilayah tersebut.
Pernyataan resmi dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada hari Sabtu (26/7/2025) menyebutkan bahwa mereka akan mengizinkan pengiriman bantuan kemanusian melalui udara untuk dilanjutkan. Pengiriman pertama mencakup tujuh palet berisi tepung, gula, dan makanan kaleng yang disediakan oleh organisasi internasional. Langkah ini menjadi tanda awal adanya perbaikan situasi kemanusiaan di Gaza.
Keputusan ini datang di tengah desakan dari berbagai pihak agar Israel mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke wilayah tersebut. Di sisi lain, para ahli telah memberi peringatan bahwa ancaman kelaparan massal sangat nyata, karena pasokan bantuan ke Gaza selama beberapa bulan terakhir terbatas sekali.
Meskipun demikian, Israel sendiri menyangkal klaim-klaim yang menyebut bahwa kelaparan di Gaza sengaja dibiarkan. Mereka menegaskan bahwa upaya-upaya mereka bertujuan untuk meningkatkan respons kemanusiaan di wilayah tersebut. IDF juga mengumumkan rencana untuk menerapkan jeda kemanusiaan di daerah-daerah yang padat penduduknya.
Selain itu, IDF juga menyatakan bahwa mereka akan kembali menyediakan pasokan listrik ke pabrik desalinasi di Gaza. Pabrik ini diperkirakan akan melayani sekitar 900.000 penduduk. Langkah ini dinilai sebagai langkah penting dalam memastikan akses air bersih bagi warga Gaza.
Sumber-sumber Palestina mengonfirmasi bahwa pengiriman bantuan melalui udara telah kembali dilakukan di wilayah utara Gaza. Sebelumnya, Israel telah memutus semua pasokan ke Gaza sejak awal Maret dan melanjutkannya dengan pembatasan baru pada Mei.
Bersama Amerika Serikat, Israel mendukung Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), yang diberi izin untuk beroperasi di wilayah tersebut. Namun, yayasan ini terus menghadapi kontroversi terkait kinerjanya. Beberapa warga Gaza yang mencoba mendekati lokasi GHF untuk meminta bantuan justru tewas ditembak oleh tentara Israel atau mengalami tindakan kekerasan dari kontraktor penjaga yayasan tersebut.
Tantangan dan Harapan
Meskipun ada indikasi positif dari pihak Israel, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam upaya memperbaiki kondisi kemanusiaan di Gaza. Pembatasan-pembatasan yang diberlakukan selama beberapa bulan telah membuat kehidupan warga Gaza semakin sulit. Akses ke makanan, air bersih, dan layanan kesehatan tetap terbatas, meskipun ada upaya-upaya untuk mengatasi hal ini.
Koordinasi antara pihak Israel, organisasi internasional, dan lembaga kemanusiaan menjadi kunci dalam memastikan bahwa bantuan dapat sampai secara efektif ke tangan warga Gaza. Selain itu, perlunya transparansi dan keamanan dalam distribusi bantuan juga menjadi isu penting yang harus diperhatikan.
Dengan adanya kembali dibukanya koridor kemanusian, harapan besar diarahkan kepada kemungkinan adanya perbaikan signifikan dalam situasi kemanusiaan di Gaza. Namun, untuk mencapai hasil yang nyata, diperlukan komitmen jangka panjang dari berbagai pihak terkait.