Nasional Rute Penerbangan ke Toraja Dihentikan, Perantau: Pulang Kampung Semakin Sulit

Rute Penerbangan ke Toraja Dihentikan, Perantau: Pulang Kampung Semakin Sulit

39
0

Penutupan Rute Penerbangan Makassar-Toraja Mengundang Kekhawatiran dari Diaspora Toraja

Penutupan rute penerbangan Makassar–Toraja telah memicu kekecewaan di kalangan masyarakat yang tinggal jauh dari kampung halaman mereka. Salah satu yang menyampaikan keluhan adalah Crisma Tombe, seorang perantau asal Toraja yang kini tinggal di Jakarta dan bekerja di salah satu BUMN. Ia menilai bahwa kebijakan ini merupakan langkah mundur dalam hal konektivitas dan aksesibilitas bagi warga Toraja yang berada di luar daerah.

“Sebagai diaspora, tentu kami merasa kecewa. Transportasi udara sangat penting bagi kami, terutama karena efisiensi waktu dan kenyamanan,” ujar Crisma saat dihubungi. Menurutnya, dengan waktu tempuh hanya sekitar satu jam melalui jalur udara, perjalanan dari Makassar ke Toraja jauh lebih efisien dibandingkan perjalanan darat yang bisa memakan waktu hingga delapan jam. Bahkan, jika terjadi kendala seperti longsor atau banjir di jalan poros, waktu tempuh bisa bertambah lagi.

Crisma juga menjelaskan bahwa bagi mereka yang hanya memiliki waktu singkat untuk pulang kampung, perjalanan udara menjadi solusi terbaik. “Dengan pesawat, kita bisa menghemat energi dan langsung melanjutkan aktivitas. Kalau lewat darat, rasanya sangat melelahkan,” tambahnya.

Sebagai seseorang yang rutin pulang ke kampung halamannya di Makale tiga kali dalam setahun, Crisma merasa bahwa penutupan rute ini mengurangi fleksibilitas dalam menggunakan moda transportasi ke Toraja. Ia menegaskan bahwa ketika terjadi bencana alam seperti longsor atau banjir, pesawat menjadi satu-satunya alternatif tercepat. Tanpa adanya penerbangan, mobilitas akan menjadi lebih sulit.

“Ini bukan soal kenyamanan semata, tapi juga tentang akses yang aman dan cepat,” tegas Crisma, yang juga merupakan keponakan Bupati Tana Toraja, Zadrak Tombeg.

Ia berharap pemerintah dan pihak terkait dapat mempertimbangkan kembali keputusan penutupan rute tersebut. Menurutnya, penerbangan ke Toraja tidak hanya penting bagi para perantau, tetapi juga sangat vital untuk pengembangan pariwisata dan perekonomian daerah. “Toraja adalah destinasi wisata dunia. Seharusnya akses ke sana diperkuat, bukan dikurangi,” ujarnya.

Crisma menegaskan bahwa sebagai bagian dari diaspora, ia mendukung agar rute Makassar–Toraja dapat kembali dibuka. Ia berharap kebijakan ini dapat memberikan solusi yang lebih baik untuk semua pihak.

Informasi Tambahan

Sejak Juli 2025, dua rute penerbangan komersial dari Bandara Toraja resmi dihentikan. Rute tersebut antara lain Toraja–Manado dan Toraja–Balikpapan. Sementara itu, rute Toraja–Makassar sudah tidak beroperasi sejak awal tahun 2025. Saat ini, hanya tersisa satu rute yaitu Toraja–Seko yang dilayani oleh maskapai Susi Air.

Penutupan rute ini disebabkan oleh jumlah penumpang yang rendah serta keterbatasan subsidi pemerintah. Namun, kebijakan ini dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan potensi ekonomi yang ada di wilayah Toraja.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini