
Tanggapan Dunia Internasional terhadap Konflik Kamboja-Thailand
Konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja telah memasuki hari ketiga sejak 24 Juli 2025. Dalam laporan yang diterima, Thailand mengakui kematian sebanyak 19 warga negaranya, termasuk enam tentara. Sementara itu, Kamboja mengungkapkan bahwa 13 orang meninggal dalam pertempuran tersebut. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia, terutama terkait potensi eskalasi konflik yang bisa berdampak lebih luas.
Peran ASEAN dalam Menengahi Konflik
Malaysia, yang saat ini memegang peran sebagai Ketua ASEAN 2025, telah mengambil inisiatif untuk menghubungi kedua negara. Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengirimkan pesan kepada pemimpin negara-negara terkait. “Yang paling sedikit yang dapat kami harapkan adalah agar mereka menghentikan aksi dan semoga mencoba untuk masuk ke dalam negosiasi,” ujarnya.
Respons dari Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, menyatakan dukungan terhadap usulan gencatan senjata yang diajukan oleh Anwar. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Thailand menyampaikan bahwa mereka sepenuhnya setuju dengan usulan tersebut, tetapi menekankan bahwa setiap gencatan senjata harus didasarkan pada situasi di lapangan. Pernyataan ini juga menuduh Kamboja tidak memiliki itikad baik dalam upaya penyelesaian konflik.
Indonesia Mengajak Damai
Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menyerukan penyelesaian secara damai untuk konflik Kamboja-Thailand. Pernyataan resmi menyebutkan bahwa Indonesia yakin bahwa kedua negara akan kembali ke cara-cara damai untuk menyelesaikan perbedaan mereka. Selain itu, Pemerintah Indonesia melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk memastikan keselamatan WNI di wilayah terkait.
Singapura Berupaya Meminimalkan Risiko
Singapura menyatakan keprihatinan atas konflik yang terjadi dan menekankan pentingnya upaya diplomatik sebagai solusi. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Singapura menyampaikan bahwa pihaknya sangat prihatin atas bentrokan tersebut dan mendesak kedua negara untuk menahan diri serta menghentikan aksi kekerasan. Singapura juga mengimbau warganya untuk menunda perjalanan ke wilayah perbatasan dan memantau perkembangan secara cermat.
Filipina Mendukung Penyelesaian Damai
Filipina menyampaikan harapan bahwa sengketa antara Thailand dan Kamboja dapat diselesaikan secara damai sesuai dengan hukum internasional. Pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Filipina menekankan pentingnya memprioritaskan keselamatan warga sipil yang mungkin terdampak oleh konflik. Filipina juga mengharapkan kedua belah pihak memberikan perhatian yang layak kepada warga sipil yang tidak bersalah.
Vietnam Menyerukan Kedamaian
Vietnam melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Pham Thu Hang menyampaikan pernyataan terkait situasi konflik. Dia menyerukan kepada kedua belah pihak untuk menahan diri sepenuhnya dan menyelesaikan perbedaan secara damai. Vietnam menekankan bahwa Thailand dan Kamboja bukan hanya tetangga satu sama lain, tetapi juga anggota ASEAN. Yang paling penting adalah mencapai penyelesaian damai berdasarkan prinsip-prinsip ASEAN dan hukum internasional.
Amerika Serikat Mengutuk Kekerasan
Amerika Serikat menyampaikan rasa prihatin atas meningkatnya eskalasi di perbatasan kedua negara. Pemerintah AS mendesak penyelesaian damai sengketa dan melakukan perlindungan terhadap warga sipil. Mereka menyampaikan belasungkawa atas hilangnya nyawa dan menuntut penghentian segera serangan serta penyelesaian damai sengketa.
Tiongkok Menekankan Hubungan Persahabatan
Tiongkok melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Guo Jiakun menyampaikan pernyataan yang menunjukkan keprihatinan atas meningkatnya ketegangan antara negara-negara tetangganya. China menekankan pentingnya memelihara hubungan persahabatan dengan kepentingan jangka panjang kedua belah pihak. Mereka juga menyatakan komitmen untuk terus berperan dalam promosi perdamaian dan dialog.
Jepang Mengadakan Komunikasi Langsung
Jepang melalui Menteri Luar Negeri Iwaya Takeshi mengadakan percakapan telepon dengan Wakil Perdana Menteri Kamboja, Prak Sokhonn. Menteri Iwaya menyampaikan keprihatinan Jepang terkait bentrokan militer dan mendesak kedua negara untuk menahan diri. Wakil Perdana Menteri Prak Sokhonn menjelaskan posisi Kamboja dan menyampaikan harapan untuk kembali ke keadaan normal.