
Pendidikan Kedokteran Indonesia Harus Adaptif terhadap Perubahan
Pendidikan kedokteran di Indonesia perlu mengikuti perkembangan zaman, termasuk dalam hal teknologi seperti kecerdasan buatan, telemedisin, serta pendekatan interprofesional dalam pelayanan kesehatan. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Wisnu Barlianto, dalam pertemuan rapat kerja pengurus AIPKI 2025-2028 yang berlangsung di Universitas Trisakti, Jakarta, pada Selasa (22/7).
Wisnu menyatakan bahwa transformasi pendidikan kedokteran adalah suatu keharusan. Ia menekankan pentingnya menciptakan dokter yang tidak hanya kompeten secara klinis, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi dan tantangan sosial di masyarakat.
Kolaborasi untuk Mencetak Dokter Berkualitas
Selain itu, AIPKI menyoroti pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan, rumah sakit pendidikan, dan pemerintah. Tujuannya adalah memastikan lulusan dokter yang unggul dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Fokus utama AIPKI tahun ini mencakup upaya standardisasi pendidikan, sistem uji kompetensi nasional yang lebih adaptif, serta perluasan akses beasiswa bagi mahasiswa dari daerah kurang terlayani.
Dalam upaya meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan, AIPKI telah menginisiasi beberapa program. Di antaranya adalah digitalisasi modul pembelajaran nasional berbasis kompetensi dan kebutuhan lokal, program pertukaran dosen dan mahasiswa kedokteran lintas institusi, serta kemitraan dengan institusi global dalam pengembangan kurikulum berbasis evidence-based practice dan teknologi digital. Selain itu, AIPKI juga berkomitmen untuk menjaga iklim pendidikan kedokteran yang sehat dan bebas dari perundungan.
Dukungan Pemerintah untuk Peningkatan Kapasitas
AIPKI juga mendorong pemerintah agar memberikan perhatian lebih besar terhadap penguatan kapasitas institusi pendidikan kedokteran. Ini meliputi pengadaan sarana praktik, laboratorium digital, serta sistem manajemen mutu berbasis akreditasi nasional dan internasional. Rumah sakit universitas sebagai wahana utama pendidikan juga menjadi fokus penting.
Mendukung Visi Presiden RI
Selain itu, AIPKI bersama para pimpinan fakultas kedokteran dari seluruh Indonesia sepakat mendukung harapan Presiden RI Prabowo Subianto untuk menambah jumlah tenaga dokter dan tenaga kesehatan. Salah satu bentuk konkretnya adalah kerja sama dengan Kemendiktisainstek dalam mengidentifikasi beberapa fakultas kedokteran yang sudah memiliki kemampuan baik secara penuh maupun parsial. Tujuannya adalah membuka program studi spesialis dan subspesialis berbasis universitas.
Program ini diharapkan dapat menghasilkan sebanyak 60.000 dokter baru pada tahun 2029. Namun, upaya ini memerlukan dukungan pemerintah daerah, khususnya yang rumah sakitnya menjadi rumah sakit pendidikan utama. Dukungan tersebut mencakup rasionalisasi restribusi penempatan mahasiswa praktek yang sering kali memberatkan. Semua ini dilakukan dengan semangat berbagi tanggung jawab demi kepentingan masyarakat luas.
Masa Depan Pendidikan Kedokteran Indonesia
Melalui langkah-langkah strategis yang telah diambil, AIPKI yakin bahwa pendidikan kedokteran Indonesia akan mampu menghasilkan tenaga dokter yang profesional, humanis, dan siap melayani bangsa dengan integritas tinggi. Dengan kolaborasi yang kuat dan komitmen yang jelas, Indonesia dapat membangun sistem pendidikan kedokteran yang lebih baik dan berkelanjutan.