
Skandal Akademik Mengguncang Universitas Lambung Mangkurat
Kasus skandal akademik kembali muncul di tengah publik, kali ini menimpa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang berada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sebanyak 16 guru besar atau profesor kini sedang menjalani pemeriksaan intensif oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Pemeriksaan ini dilakukan secara tertutup sejak Senin (21/7/2025) di Gedung LLDikti Wilayah XI Kalimantan, Banjarmasin. Lokasi tersebut tampak dijaga ketat oleh petugas keamanan.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa awak media sempat ditolak masuk dan tidak diperkenankan melakukan peliputan. Meskipun pihak keamanan membantah adanya pemeriksaan, informasi terpercaya menyebutkan bahwa 21 orang dari tim Irjen hadir di Banjarmasin untuk mendalami dugaan pelanggaran integritas akademik yang dilakukan oleh para profesor tersebut. Pemeriksaan dijadwalkan selesai pada Kamis (24/7/2025).
Wakil Rektor Bidang Akademik ULM, Iwan Aflanie, membenarkan adanya pemeriksaan, namun enggan menjelaskan lebih lanjut. “Benar, tapi saya kurang tahu detailnya siapa saja,” kata Iwan saat dikonfirmasi. Menurutnya, pemeriksaan bersifat individual sehingga tidak melibatkan pihak rektorat secara langsung.
Sebelumnya, Senat ULM telah memanggil pihak rektorat pada Jumat (18/7/2025), menandakan bahwa kasus ini sudah menjadi perhatian serius kampus. Hal ini menunjukkan bahwa isu ini bukanlah hal baru bagi universitas tersebut.
Skandal ini mengingatkan publik pada kasus serupa di tahun 2024, saat 11 guru besar Fakultas Hukum ULM dicopot gelarnya karena terbukti melakukan manipulasi pengajuan jabatan akademik, termasuk penggunaan jurnal tidak kredibel. Insiden itu sempat membuat peringkat akreditasi ULM menurun drastis.
Kini, masyarakat akademik dan publik menanti langkah tegas dari pihak terkait untuk menuntaskan kasus ini secara transparan. Mereka berharap agar proses pemeriksaan dapat memberikan kejelasan dan menegakkan standar akademik yang benar di lingkungan pendidikan tinggi.
Perkembangan Terbaru dan Tindakan yang Diharapkan
Dalam beberapa hari terakhir, situasi di ULM semakin memanas dengan adanya pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak berwajib. Meski belum ada konfirmasi resmi mengenai hasil pemeriksaan, banyak pihak mulai mempertanyakan kompetensi dan integritas para guru besar yang terlibat dalam kasus ini.
Beberapa ahli pendidikan menilai bahwa skandal seperti ini bisa merusak reputasi institusi pendidikan. Mereka menekankan pentingnya transparansi dan keadilan dalam penanganan kasus-kasus serupa. Selain itu, mereka juga menyarankan agar pihak kampus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengangkatan dan pengawasan akademik.
Tidak hanya itu, masyarakat juga berharap agar pihak berwenang memberikan sanksi yang sesuai dengan bobot pelanggaran yang dilakukan. Dengan demikian, kasus seperti ini tidak akan terulang kembali di masa depan.
Selain itu, masyarakat akademik juga menyoroti perlunya penguatan regulasi dalam pengelolaan pendidikan tinggi. Dengan adanya aturan yang lebih ketat, diharapkan dapat mencegah terjadinya manipulasi dan pelanggaran integritas di lingkungan akademik.
Harapan Masyarakat dan Tantangan Berikutnya
Para pemangku kepentingan di bidang pendidikan berharap agar kasus ini dapat menjadi momentum untuk mereformasi sistem akademik di Indonesia. Mereka menilai bahwa keberhasilan dalam menangani skandal ini akan menjadi indikator kepercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan.
Di sisi lain, tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana memastikan bahwa proses pemeriksaan berjalan secara objektif dan tidak terpengaruh oleh tekanan eksternal. Oleh karena itu, diperlukan komitmen kuat dari pihak terkait untuk menjaga keadilan dan profesionalisme dalam setiap langkah yang diambil.
Dengan adanya skandal ini, diharapkan seluruh pihak yang terlibat dapat belajar dari kesalahan yang terjadi. Semoga kasus ini dapat menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak, baik dosen, mahasiswa maupun pengelola lembaga pendidikan.