Perubahan Sistem Ujian Nasional Menjadi Tes Kemampuan Akademik (TKA)
Pemerintah Indonesia resmi mengganti sistem ujian nasional (UN) untuk siswa SD, SMP, dan SMA/SMK sederajat dengan tes kemampuan akademik (TKA). Perubahan ini menjadi langkah penting dalam memperbaiki sistem pendidikan yang lebih berfokus pada kompetensi siswa daripada sekadar menguji hafalan materi.
Apa Itu Tes Kemampuan Akademik (TKA)?
Tes Kemampuan Akademik (TKA) adalah evaluasi terbaru yang diberlakukan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sebagai pengganti ujian nasional. TKA dirancang untuk mengukur kemampuan akademik siswa secara lebih mendalam, bukan hanya sekadar pengetahuan teori. Dengan konsep ini, siswa akan diuji dalam berbagai aspek seperti pemahaman konsep, keterampilan berpikir kritis, serta kemampuan analisis.
Mulai Tahun 2025, TKA Akan Diterapkan
Menurut informasi dari Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikdasmen, Laksmi Dewi, TKA akan mulai diberlakukan pada November 2025. Namun, penerapan tidak dilakukan sekaligus untuk semua jenjang pendidikan. Pada tahap awal, hanya siswa SMA sederajat yang akan mengikuti TKA. Sementara itu, siswa SD dan SMP akan mengikuti TKA pada tahun berikutnya atau sejak 2025.
Alasan Penggantian UN dengan TKA
Salah satu alasan utama penggantian UN dengan TKA adalah untuk mengurangi dampak psikologis terhadap siswa. Staf Ahli Regulasi dan Hubungan Antarlembaga Kemendikdasmen, Biyanto, menjelaskan bahwa istilah “ujian” sering kali membuat siswa merasa tertekan karena ada risiko lulus atau tidak lulus. Dengan menggunakan istilah “tes kemampuan akademik”, sistem ini diharapkan lebih ramah dan mendorong rasa percaya diri siswa.
Selain itu, TKA juga bertujuan untuk mengukur kompetensi akademik siswa secara lebih objektif. Hasil dari TKA nantinya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam sistem penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa TKA tidak hanya berdampak pada proses belajar mengajar di sekolah, tetapi juga pada langkah selanjutnya dalam perjalanan pendidikan siswa.
Materi Ujian TKA
Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 9 Tahun 2025 menetapkan bahwa TKA akan diikuti oleh siswa kelas 6 SD/MI/sederajat, kelas 9 SMP/MTs/sederajat, kelas 12 SMA/MA/sederajat, dan kelas akhir SMK/MAK. Untuk siswa SD dan SMP, mata uji yang diujikan meliputi bahasa Indonesia dan matematika. Sedangkan untuk siswa SMA sederajat, mata uji mencakup bahasa Indonesia, matematika, Bahasa Inggris, dan mata pelajaran pilihan.
Pelaksanaan TKA bersifat tidak wajib dan tidak menentukan kelulusan siswa. Hal ini bertujuan agar siswa tidak merasa terbebani dan dapat fokus pada pembelajaran secara keseluruhan.
Tujuan dan Prinsip TKA
Dari situs resmi Kemendikdasmen.go.id, TKA memiliki empat tujuan utama. Pertama, untuk memperoleh informasi capaian akademik murid yang terstandar guna keperluan seleksi akademik. Kedua, menjamin akses bagi siswa pendidikan nonformal dan informal untuk menyetarakan hasil belajar. Ketiga, mendorong peningkatan kapasitas pendidik dalam mengembangkan penilaian berkualitas. Keempat, memberikan acuan dalam pengendalian dan penjaminan mutu pendidikan.
Selain itu, TKA diselenggarakan dengan prinsip kejujuran, kerahasiaan, dan akuntabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa TKA tidak hanya berfokus pada hasil, tetapi juga pada proses yang adil dan transparan.
Perbedaan TKA dan UN
Salah satu perbedaan utama antara TKA dan UN adalah metode penilaian. Ujian Nasional lebih berfokus pada penguasaan materi melalui hafalan teori, sedangkan TKA menguji keterampilan berpikir kritis berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS). Soal-soal dalam TKA lebih mengutamakan pemahaman konsep melalui tes verbal, numerik, logika, dan spasial, bukan sekadar hafalan materi. Hal ini bertujuan untuk mengukur kompetensi siswa dalam menganalisis, memahami, dan menerapkan konsep akademik secara lebih mendalam.
