
Putri Kusuma Wardani Gagal Melangkah Lebih Jauh di China Open 2025
Putri Kusuma Wardani, pemain tunggal putri Indonesia yang berada di peringkat ke-11 dunia, harus mengakui kekalahan dalam pertandingan pertamanya di China Open 2025. Ia kalah dari wakil Korea Selatan, Sim Yu Ji, setelah bermain tiga game dengan skor akhir 21-14, 14-21, 21-19. Pertandingan ini berlangsung pada Selasa, 22 Juli 2025, di lapangan 2 Olympic Sports Center Gymnasium.
Dalam pertandingan yang berlangsung sejak pagi hari, Putri sempat unggul 4-1 di awal permainan. Namun, Sim Yu Ji mampu mengejar dan membuat kedudukan menjadi 7-8. Pemain Korea Selatan itu terus memperlebar jarak hingga mencapai 19-10 pada interval game pertama. Meski berusaha mengejar, Putri akhirnya kalah dengan skor 21-14 di game pertama.
Pada game kedua, Putri yang tertinggal lebih dulu 2-6 berhasil bangkit dengan meraih tujuh poin beruntun, sehingga kedudukan berubah menjadi 9-6. Permainan berjalan sengit dan saling mengejar nilai. Saat skor mencapai 14-14, Putri kembali meraih tujuh poin berurutan dan akhirnya memenangkan game ini. Hasil ini memaksakan pertandingan masuk rubber game.
Di game ketiga, Putri sempat unggul 9-4 sebelum akhirnya terkejar dan tertinggal 11-14. Di saat mendekati angka kritis, ia mampu menyamakan kedudukan menjadi 18-18 dan unggul 19-18. Sayangnya, perlawanan yang dilakukan oleh Putri terhenti setelah Sim Yu Ji berhasil meraih tiga poin terakhir. Akhirnya, game ketiga ditutup dengan skor 21-19 pada menit ke-56.
Ini merupakan kekalahan ketiga Putri melawan Sim Yu Ji dalam empat pertemuan mereka. Sebelumnya, Putri berhasil mengalahkan Sim Yu Ji di Korea Masters 2024 pada November lalu. Namun, kali ini, ia gagal melanjutkan performa yang baik.
Setelah Putri tersingkir dari turnamen, Gregoria Mariska Tunjung menjadi satu-satunya wakil Indonesia di nomor tunggal putri. Ia akan menghadapi pemain Jepang, Kaoru Sugiyama, di babak pertama turnamen BWF Super 1000. Pertandingan antara Gregoria dan Kaoru Sugiyama dijadwalkan berlangsung pada Selasa sore.
Dengan hasil ini, Indonesia kehilangan salah satu pemain terbaiknya di nomor tunggal putri. Namun, harapan masih terbuka untuk Gregoria yang akan berusaha memberikan yang terbaik dalam pertandingannya nanti. Dengan pengalaman dan kemampuan yang dimiliki, dia diharapkan bisa membawa nama Indonesia semakin tinggi di panggung internasional.