
Perubahan Pola Liburan Masyarakat Indonesia
Meski situasi ekonomi sedang tidak stabil, masyarakat Indonesia tetap memprioritaskan liburan. Namun, terjadi pergeseran dalam pola pengeluaran dan pilihan destinasi. Banyak orang masih ingin berlibur, tetapi lebih memilih mengurangi skala perjalanan atau memilih destinasi yang lebih dekat dan hemat.
Data internal dari sebuah platform pemesanan tiket menunjukkan adanya peningkatan jumlah pemesanan selama masa libur sekolah maupun di saat musim low season. Meskipun begitu, preferensi lokasi dan jarak tujuan telah mengalami penyesuaian sesuai dengan kondisi keuangan masyarakat.
Gaery Undarsa, Co-Founder dan CMO dari platform tersebut, menyatakan bahwa meski kondisi ekonomi sedang sulit, antusiasme masyarakat untuk melakukan perjalanan tidak berkurang. “Dari data yang kita lihat hingga saat ini, angka peningkatan masih cukup baik. Pada masa libur sekolah, peningkannya bahkan signifikan. Bahkan pada masa low season pun, terjadi kenaikan dibandingkan tahun lalu,” ujarnya.
Namun, Gaery juga menekankan bahwa pola belanja masyarakat untuk liburan telah berubah. “Secara kasar, karena adanya tekanan ekonomi, masyarakat cenderung lebih hati-hati dalam menghabiskan uang. Mereka akan meminimalisir pengeluaran untuk hal-hal lain,” katanya.
Liburan kini bukan lagi menjadi pengeluaran tambahan, melainkan dialokasikan sejak awal. Meski demikian, dampak ekonomi tetap terasa dalam pemilihan destinasi. “Sebelumnya, orang lebih berani menghabiskan uang untuk liburan jauh, seperti ke Amerika, Eropa, atau Turki. Kini, mereka lebih memilih destinasi yang lebih dekat, seperti Jepang. Yang tadinya ke Jepang, sekarang ke Malaysia. Dan yang tadinya ke Malaysia atau Bangkok, kini lebih memilih destinasi domestik,” jelas Gaery.
Meski ada perubahan dalam pola liburan, Gaery menegaskan bahwa masyarakat Indonesia tetap ingin bepergian. Tiket.com terus memantau dinamika ini dan berupaya menyesuaikan layanan serta penawaran agar sesuai dengan kebutuhan pelanggan di tengah situasi ekonomi yang menantang.
Perubahan Preferensi Destinasi Liburan
Beberapa perubahan dalam pilihan destinasi liburan bisa dilihat dari tren terbaru. Sebelumnya, banyak orang memilih destinasi internasional yang jauh, seperti Amerika Serikat, Eropa, atau Turki. Kini, masyarakat lebih memilih destinasi yang lebih dekat, seperti Jepang. Selanjutnya, jika sebelumnya orang pergi ke Jepang, kini mereka beralih ke Malaysia. Dan jika sebelumnya ke Malaysia atau Bangkok, kini lebih memilih destinasi lokal.
Perubahan ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya penghematan. Mereka memilih destinasi yang tidak terlalu mahal, tetapi tetap memberikan pengalaman liburan yang menyenangkan.
Tren Pengeluaran Liburan
Selain perubahan dalam pilihan destinasi, tren pengeluaran juga mengalami pergeseran. Masyarakat mulai merencanakan anggaran liburan sejak awal, bukan sebagai pengeluaran tambahan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa biaya liburan tidak terlalu memberatkan.
Namun, meskipun pengeluaran lebih hemat, antusiasme masyarakat tetap tinggi. Mereka tetap ingin melakukan perjalanan, meski dalam skala yang lebih kecil. Dengan demikian, tren liburan yang lebih hemat dan dekat dengan rumah menjadi pilihan utama bagi banyak orang.
Kesimpulan
Pola liburan masyarakat Indonesia terus beradaptasi dengan situasi ekonomi yang sedang tidak ideal. Meski anggaran liburan lebih hemat, minat untuk berlibur tetap tinggi. Destinasi yang dipilih pun lebih dekat dan lebih murah. Dengan demikian, masyarakat tetap bisa menikmati liburan tanpa harus mengorbankan keuangan.