Sosial Budaya Cara Membuat Lemper Bakar Ayam Gochujang, Masakan Kombinasi Tiga Budaya

Cara Membuat Lemper Bakar Ayam Gochujang, Masakan Kombinasi Tiga Budaya

41
0

Makanan Fusion yang Menggabungkan Budaya Jawa, Manado, dan Korea

Makanan fusion semakin diminati oleh masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Kombinasi berbagai unsur budaya menciptakan cita rasa yang unik dan menarik. Salah satu inovasi terbaru datang dari Thjing Man Lie, seorang dosen Pastry and Bakery di Akademi The Sages. Ia menghadirkan kreasi lemper bakar ayam gochujang yang memadukan tiga budaya: Jawa, Manado, dan Korea.

Lemper ini menggunakan bahan-bahan tradisional dari Jawa seperti ketan dan santan. Daun kemangi yang biasanya digunakan dalam masakan Manado diganti dengan rumput laut kering. Di sisi lain, elemen Korea seperti gochujang (pasta cabai), minyak wijen, dan sirup jagung memberikan rasa yang khas.

Thjing menjelaskan bahwa proses pembuatan lemper ini tidak memerlukan waktu lama. Pertama, ketan direndam semalaman lalu dikukus hingga setengah matang. Selanjutnya, bumbu untuk isi ayam dibuat dengan blender, termasuk jinten, jahe bubuk, ketumbar, merica, bawang merah, dan bawang putih. Bumbu tersebut ditumis hingga harum, lalu dicampurkan gula, garam, sirup jagung, dan gochujang. Ayam kemudian dimasak hingga kering.

Setelah itu, santan dipanaskan dalam panci terpisah hingga mendidih. Ketan setengah matang dicampurkan dengan santan panas dan garam untuk menambah rasa. Ketan dikukus kembali hingga matang sempurna. Setelah ayam mengering, biji wijen sangrai dan minyak wijen ditambahkan.

Rumput laut kering dimasukkan ke dalam ketan sebelum dibentuk menjadi lemper. Isian ayam dibungkus dengan daun pisang, lalu lemper dibakar selama sekitar lima menit di atas api sedang. Hasilnya adalah lemper bakar ayam gochujang yang gurih, manis, dan smokey.

Thjing menyebutkan bahwa ukuran lemper memengaruhi jumlah hasil. Misalnya, 350 gram ketan dapat menghasilkan delapan buah lemper. Ia berharap melalui kreasi ini, bisa muncul gastronomi budaya baru yang membawa kuliner lokal Indonesia lebih dikenal.

Menurutnya, gastronomi adalah tentang perasaan. Dengan menggabungkan beberapa gaya masakan dari Jawa, Manado, dan Korea, ia ingin mengangkat makanan-makanan lokal, terutama bagi generasi muda.

Thjing menambahkan bahwa cara terbaik untuk menghidupkan kembali minat terhadap makanan tradisional adalah dengan memperhatikan estetika penyajian. Menurutnya, penampilan makanan sangat penting karena orang akan melihat bentuknya terlebih dahulu. Jika bentuknya menarik, orang akan tertarik untuk mencoba. Nantinya, penjelasan tentang rasa juga bisa diberikan agar pengunjung memahami cita rasa yang dimiliki.

Kreasi ini menunjukkan bagaimana makanan tradisional dapat diadaptasi dengan modernitas tanpa kehilangan identitas budaya. Lemper bakar ayam gochujang menjadi contoh bagaimana inovasi dapat menciptakan pengalaman kuliner yang unik dan menarik bagi semua kalangan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini