Teknologi BMKG: Jakarta Cerah Pagi, Hujan Ringan Malam

BMKG: Jakarta Cerah Pagi, Hujan Ringan Malam

36
0

Prakiraan Cuaca Jakarta dan Sekitarnya pada 25 Juli 2025

Prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) akan mengalami cuaca cerah berawan sepanjang hari ini, Jumat, 25 Juli 2025. Meski demikian, beberapa titik di kawasan metropolitan akan diguyur hujan dalam skala lokal pada siang hingga sore hari.

Pada pagi hari, mayoritas area Jakarta akan terlihat cerah hingga berawan sejak dinihari hingga pukul 07.00 WIB. Di kawasan Kepulauan Seribu, terdapat kemungkinan hujan ringan yang diprediksi akan reda seiring waktu. Dengan demikian, kebanyakan wilayah Jabodetabek akan tetap cerah hingga tengah hari nanti.

Cuaca cerah berawan diprediksi akan bertahan hingga pukul 19.00 WIB. Namun, menjelang tengah malam, ada potensi hujan ringan yang mungkin terjadi di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Tingkat kelembapan udara di Jakarta dan sekitarnya berkisar antara 62-76 persen, yang tergolong rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya yang sering mencapai angka 90 persen.

Suhu udara di Kota dan Kabupaten Bogor diprakirakan berada di kisaran 18-30 derajat Celcius, lebih rendah dibanding suhu di wilayah Jabodetabek lainnya yang berkisar antara 24-32 derajat Celcius. Angin permukaan bergerak ke arah timur dengan kecepatan maksimal 19 kilometer per jam.

Awal Musim Kemarau yang Tertunda

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan bahwa awal musim kemarau 2025 di sekitar 29 persen zona musim di Indonesia diprediksi mundur. Wilayah yang terkena dampak meliputi Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, serta Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Berdasarkan pemantauan pada Juni 2025, hanya 30 zona musim di Indonesia yang memasuki musim kemarau. Angka ini jauh di bawah kondisi normal, yang seharusnya sudah mencapai 64 persen pada pertengahan tahun. Dwikorita menyampaikan bahwa tampaknya musim kemarau benar-benar tertunda.

Pengaruh Fenomena ENSO dan IOD

Pada bulan lalu, fenomena El Niño Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) berada dalam fase netral dan kemungkinan akan bertahan hingga semester kedua 2025. ENSO berkaitan dengan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik, sedangkan IOD terkait dengan suhu permukaan laut di Samudra Hindia.

Dengan kondisi ini, prediksi cuaca dan pola iklim di Indonesia akan terus dipantau secara ketat untuk memastikan kesiapan masyarakat dan pengambilan kebijakan yang tepat. Pemantauan terhadap fenomena iklim seperti ENSO dan IOD menjadi penting untuk memahami perkembangan musim dan potensi dampaknya terhadap sektor pertanian, kesehatan, dan ekonomi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini