Nasional Warga Temukan Uang Palsu Saat Terima Bantuan, Bagaimana Bisa?

Warga Temukan Uang Palsu Saat Terima Bantuan, Bagaimana Bisa?

50
0

Penyaluran Bansos di Sabu Raijua Diduga Terkait Uang Palsu

Polisi sedang melakukan penyelidikan terhadap dugaan peredaran uang palsu yang terjadi saat penyaluran bantuan sosial (bansos) tunai, dana stimulus, dan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur. Kejadian ini dilaporkan terjadi pada Senin, 14 Juli 2025, dan kini menjadi perhatian pihak berwajib.

Kasat Reskrim Polres Sabu Raijua, Iptu Deflortintus M. Wee, mengungkapkan bahwa kejadian ini berawal dari laporan warga mengenai adanya dugaan uang palsu dalam penyaluran bansos. Menurutnya, informasi tersebut datang dari seorang penerima bansos bernama Dominggus A. Leo, yang merupakan warga Desa Ledeae, Kecamatan Hawu Mehara.

Dominggus melaporkan bahwa Henderina Dida, salah satu penerima bantuan sosial, menerima uang tunai sebesar Rp 2.425.000 saat penyaluran bansos di aula Kantor Desa Tanajawa. Setelah menerima bantuan tersebut, Henderina merasa ada enam lembar uang pecahan Rp 100.000 yang memiliki warna berbeda dibandingkan uang lainnya. Ia mencoba menggunakan uang tersebut untuk berbelanja di sebuah warung, tetapi pemilik toko menolak karena menduga uang itu palsu.

Henderina kemudian kembali ke tempat pembagian bansos dan PKH di aula Desa Tanajawa untuk meminta konfirmasi kepada petugas PT Pos Indonesia yang bertugas menyalurkan bantuan. Petugas tersebut meyakinkan bahwa uang tersebut asli karena diambil dari bank. Meski demikian, Henderina masih merasa curiga dan kembali mencoba menggunakan uang tersebut, namun kali ini pemilik toko juga menolak.

Setelah kejadian ini, polisi langsung berkoordinasi dengan pihak Bank BRI dan Bank NTT setempat. Namun, petugas perbankan belum dapat memastikan keaslian dari uang yang diterima Henderina. Untuk mempercepat proses, pihak kepolisian kemudian berkomunikasi dengan Bank Indonesia Perwakilan NTT.

Menurut Iptu Deflortintus, enam lembar uang Rp 100 ribu yang diduga palsu saat ini masih dalam penyimpanan pihak kepolisian. Pihaknya menunggu hasil koordinasi lebih lanjut dari Bank Indonesia untuk memastikan keaslian uang tersebut.

Proses Penyelidikan dan Langkah yang Diambil

Penyelidikan terhadap kasus ini dilakukan secara intensif oleh aparat kepolisian. Selain berkoordinasi dengan bank-bank setempat, polisi juga meminta keterangan dari para penerima bansos yang terlibat. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan apakah benar ada peredaran uang palsu dalam sistem distribusi bantuan sosial.

Beberapa langkah yang telah diambil antara lain:

  • Pemeriksaan lebih lanjut terhadap uang yang diterima oleh penerima bansos
  • Koordinasi dengan lembaga keuangan seperti Bank BRI, Bank NTT, dan Bank Indonesia
  • Mencari saksi dan pelaku yang terlibat dalam penyaluran bansos

Selain itu, pihak kepolisian juga memastikan agar tidak terjadi hal serupa di masa depan. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem bantuan sosial yang dijalankan pemerintah.

Dampak bagi Masyarakat

Kejadian ini tentu menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang menerima bantuan sosial. Kekhawatiran akan uang palsu bisa memicu rasa tidak percaya terhadap sistem distribusi bansos. Oleh karena itu, penting bagi pihak terkait untuk segera menyelesaikan masalah ini dan memberikan kejelasan kepada masyarakat.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk lebih waspada saat menerima atau menggunakan uang tunai, terutama jika ada indikasi tidak biasa. Dengan kesadaran dan pengawasan yang baik, risiko peredaran uang palsu bisa diminimalisir.

Kesimpulan

Kasus dugaan peredaran uang palsu dalam penyaluran bansos di Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua, menjadi perhatian serius bagi pihak berwajib. Penyelidikan sedang berlangsung untuk memastikan keaslian uang yang diterima oleh penerima bantuan. Selain itu, langkah-langkah pencegahan dan edukasi kepada masyarakat juga diperlukan agar kejadian serupa tidak terulang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini