Nasional Gempa di Kawasan Gunung Lamongan Kembali Memuncak

Gempa di Kawasan Gunung Lamongan Kembali Memuncak

16
0

Peningkatan Gempa Tektonik di Sekitar Gunung Lamongan

Peningkatan aktivitas gempa tektonik lokal tercatat di kawasan Gunung Lamongan, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dalam sepekan terakhir. Hal ini dilaporkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG). Gempa tersebut terekam oleh seismograf hingga di stasiun seismik Gunung Api Semeru dan Gunung Api Bromo pada Kamis, 17 Juli 2025.

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menyampaikan bahwa pemantauan kegempaan periode 1-16 Juli 2025 mencatat sebanyak 47 kali gempa tektonik lokal dan 22 kali gempa tektonik jauh di kawasan Gunung Lamongan. Menurutnya, terjadi peningkatan kegempaan tektonik lokal dalam enam hari terakhir dengan magnitudo durasi antara 0,9-2,2 detik.

“Kedalaman gempa berkisar antara 3,5-6,0 kilometer di sisi tenggara dan barat Gunung Lamongan,” ujar Wafid dalam keterangan tertulis pada Jumat, 18 Juli 2025.

Aktivitas Patahan dan Deformasi Gunung Lamongan

Wafid juga mengungkapkan bahwa terdapat patahan gempa aktif di kompleks Gunung Api Lamongan. Data deformasi menunjukkan adanya tren inflasi akibat tekanan dari sumber internal. Namun, ia menegaskan bahwa fenomena ini bukan berasal dari aktivitas vulkanik. Ia mengingatkan bahwa catatan serupa pernah terjadi saat peningkatan kejadian gempa tektonik lokal pada 1 November 2024.

Berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental, tingkat aktivitas Gunung Api Lamongan masih berada di Level I (Normal). Masyarakat, pengunjung, wisatawan, maupun pendaki diimbau untuk tidak turun dan mendekati dasar kawah di puncak Gunung Lamongan serta tidak menginap di dalam kawasan puncak.

Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai guncangan gempa yang dapat disebabkan oleh aktivitas patahan aktif. Gempa ini berpotensi menyebabkan retakan tanah di sekitar kompleks gunung api tersebut.

Upaya Mitigasi Bencana

Badan Geologi terus melakukan upaya mitigasi bencana melalui berbagai cara seperti pemantauan aktivitas, penilaian bahaya, dan sosialisasi mengenai aktivitas Gunung Lamongan. Evaluasi tingkat aktivitas Gunung Lamongan akan dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu apabila terjadi perubahan signifikan.

Hasil pemantauan visual periode 1-16 Juli 2025 menunjukkan bahwa Gunung Lamongan terlihat jelas hingga tertutup kabut. Tidak teramati asap kawah selama periode tersebut.

Profil Gunung Lamongan

Gunung Lamongan merupakan gunung api tipe strato dengan ketinggian 1.651 meter di atas permukaan laut. Di kawasan ini terdapat 64 pusat erupsi parasit yang terdiri dari 37 kerucut vulkanik dan 27 buah maar. Dengan karakteristik geologisnya, Gunung Lamongan menjadi objek penting dalam studi vulkanologi dan mitigasi bencana di wilayah Jawa Timur.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini