Koperasi Desa Merah Putih di Kota Padang Berkontribusi pada Peningkatan Ekonomi Daerah
Kota Padang, Sumatra Barat, telah mencatatkan keberhasilan dalam membentuk 104 Koperasi Desa Merah Putih yang tersebar di berbagai kelurahan. Hal ini menjadi langkah awal untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat setempat. Pemerintah kota berkomitmen untuk memastikan bahwa koperasi-koperasi ini dapat berperan aktif dalam meningkatkan perekonomian daerah.
Wali Kota Padang Fadly Amran menekankan pentingnya pengelolaan koperasi desa dengan serius dan fokus pada kesejahteraan masyarakat. Ia mengatakan bahwa koperasi desa sejatinya bertujuan untuk mengangkat potensi ekonomi lokal. Oleh karena itu, ia meminta kepada pengurus koperasi agar menjunjung tinggi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta memilih pengurus yang kompeten.
“Koperasi adalah wadah kekeluargaan dan kekompakan menjadi kunci keberhasilannya. Jangan sampai ada kepentingan tertentu yang mengganggu kinerja dan menyimpang dari tujuan awal yaitu kesejahteraan,” ujarnya.
Pemkot Padang juga siap memberikan bimbingan dan pembinaan kepada koperasi agar mampu menggali potensi yang ada di masing-masing kelurahan. Kolaborasi dengan stakeholder sangat diperlukan agar koperasi bisa hidup dan berkembang secara berkelanjutan.
Peran Koperasi dalam Pengembangan Ekonomi Lokal
Irwan Basir, Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kota Padang, menjelaskan bahwa koperasi merupakan tiang penyangga perekonomian masyarakat. Untuk itu, koperasi harus dikelola secara profesional dengan manajemen kepemimpinan yang baik.
Ia menyoroti adanya potensi budidaya maggot di Kota Padang, terutama karena masalah sampah masih menjadi isu utama. Jika seluruh kelurahan di Padang mengelola sampah melalui budidaya maggot, maka akan ada peluang untuk mengurangi tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selain itu, budidaya maggot juga bisa memberikan nilai ekonomi bagi para pengelolanya.
“Maggot saat ini banyak dicari sebagai bahan pakan ikan. Sumatra Barat memiliki banyak budidaya ikan, sehingga permintaan maggot sangat tinggi. Dengan adanya Koperasi Desa Merah Putih, peluang ini bisa dimanfaatkan,” jelasnya.
Menurut Irwan, Kota Padang sudah memiliki kelompok yang siap menjadi tempat belajar dalam budidaya maggot. Tinggal bagaimana masyarakat atau koperasi desa memanfaatkan peluang tersebut.
Strategi Koperasi dalam Mendorong Ekonomi Sirkular
Fauzan Ibnovi, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Padang, menjelaskan bahwa sebagian besar koperasi di Padang bergerak di sektor distribusi sembako, gas subsidi, logistik, simpan pinjam, serta memanfaatkan potensi ekonomi lokal. Di masa depan, budidaya maggot akan menjadi perhatian serius.
“Pada tahap awal ini, Koperasi Merah Putih diarahkan untuk mengoptimalkan usaha di sektor-sektor strategis. Kami juga mendorong masing-masing koperasi memanfaatkan konsep ekonomi sirkular, seperti budidaya maggot,” ujarnya.
Selain itu, koperasi juga didorong untuk bekerja sama dengan berbagai stakeholder, termasuk dalam pengelolaan dan pemanfaatan sampah. Pengelolaan sampah akan dilakukan secara bertahap dengan harapan bisa menjadi solusi atas permasalahan sampah di Kota Padang.



