Olahraga Padel Meledak di Yogyakarta, Sewa Lapangan Mulai Rp150.000/Jam

Padel Meledak di Yogyakarta, Sewa Lapangan Mulai Rp150.000/Jam

8
0

Olahraga Padel Menyebar di Yogyakarta

Olahraga Padel kini semakin populer di berbagai kalangan masyarakat, baik dari selebritas maupun orang biasa. Tidak hanya ditemukan di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali, olahraga ini juga mulai menyebar ke Yogyakarta. Keberadaan lapangan-lapangan Padel baru di kota ini memberikan pilihan yang lebih banyak bagi warga untuk berolahraga.

Meskipun Yogyakarta memiliki Upah Minimum Regional (UMR) yang relatif rendah dibandingkan kota-kota lain, para pengusaha tetap membangun usaha lapangan Padel. Harga sewa per jam di Yogyakarta tergolong murah dibandingkan Jakarta. Selama waktu happy hour, yaitu pada siang hari, harga sewa lapangan Padel sekitar Rp 150.000 per jam. Lapangan Jogja Padel sering ramai pada siang hari, dengan parkiran yang penuh oleh mobil-mobil pengunjung.

Lapangan Jogja Padel memiliki lima lapangan dalam ruangan yang tidak terganggu oleh panasnya cuaca Yogyakarta. Pemilik Jogja Padel, Bambang Wibisono, membuka usaha ini pada tahun 2025. Menurutnya, animo masyarakat Yogyakarta terhadap olahraga Padel cukup tinggi. Ia melihat potensi pertumbuhan olahraga ini setelah Padel sempat dipertandingkan dalam eksebisi pada even Pekan Olahraga Nasional (PON).

Bambang menyatakan bahwa meskipun UMR Yogyakarta rendah, minat masyarakat untuk mencoba Padel tetap tinggi. Hal ini terlihat dari tingkat keterisian lapangan yang selalu penuh setiap harinya. Dalam empat bulan berjalan, jumlah pengunjung meningkat pesat. Bahkan, pada siang hari di tengah minggu, lapangan penuh dengan ibu-ibu yang membawa anak menggunakan stroller.

“Di siang hari ada happy hour, pemainnya banyak yang belum bisa. Kebanyakan malah ibu-ibu,” ujar Bambang. Ia menjual lapangan dengan harga mulai dari Rp 150.000 hingga Rp 250.000. Harga ini disesuaikan dengan kemampuan warga Yogyakarta. “Di Jogja murah, kalau kita mau seperti Jakarta, Rp 400.000, enggak mungkin bisa,” katanya.

Uniknya, selama musim libur sekolah beberapa pekan lalu, jumlah penyewa lapangan Padel meningkat. Banyak wisatawan dari luar Yogyakarta menyempatkan diri bermain Padel saat jadwal wisatanya. Hal ini mendukung pengembangan sport tourism di Yogyakarta. Wisatawan yang datang umumnya tidak membawa alat seperti raket, mereka lebih sering menyewa raket.

Bambang juga menjelaskan bahwa para pemain tidak perlu khawatir mencari teman bermain. Ada aplikasi khusus yang bisa digunakan untuk mencari pemain Padel. Mereka menyebutnya sebagai “main bareng” atau mabar. Saat mabar, rata-rata menyewa 3 jam untuk 3 sampai 4 lapangan.

“Yang main ada 24 orang gabung, sebagai peserta cuma bayar Rp 75.000. Kalau dikatakan mahal ya enggak, kalau ikutnya di main bareng. Kita enggak kenal, nimbrung aja, ada sistem pertandingan mabar ini pakai sistem americano,” jelas Bambang. Sistem americano adalah sistem dari aplikasi yang mengacak pemain sehingga tidak bisa memilih partner. Pemenang ditentukan dari jumlah kemenangan terbanyak.

Biasanya, turnamen mabar ini menyediakan hadiah uang tunai, meskipun jumlahnya tidak besar. “Ya biasanya mereka ada hadiahnya, tapi ya kecil-kecil,” ujarnya.

Untuk menyambut hari kemerdekaan, pihaknya akan menggelar turnamen Padel bernama Indepadle Match. Turnamen ini dibagi menjadi tiga kategori, yakni beginner, bronze, dan silver. Biaya pendaftaran untuk kategori beginner sebesar Rp 400.000, bronze Rp 500.000, dan silver Rp 600.000 per pasangan. Total hadiah mencapai Rp 100 juta.

“Ada yang mendaftar, ibu sama anaknya main bareng besok,” kata Bambang. Dengan adanya turnamen ini, diharapkan animo masyarakat terhadap olahraga Padel semakin meningkat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini