Sosial Budaya Kapolri Sigit Dapat Penghargaan Ingatan Budi dari LAM Riau, Simbol Budaya dan...

Kapolri Sigit Dapat Penghargaan Ingatan Budi dari LAM Riau, Simbol Budaya dan Amanah Moral

8
0

Penghargaan Budaya yang Mengukuhkan Kepemimpinan Kapolri

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menerima penghargaan adat yang bermakna dalam sebuah acara yang diadakan oleh Lembaga Adat Melayu Riau (LAM Riau). Acara ini berlangsung dengan penuh kehormatan dan khidmat di Balai Adat LAM Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, pada Sabtu (12/7). Prosesi tersebut menjadi momen penting dalam memperkuat hubungan antara institusi negara dengan nilai-nilai budaya lokal.

Dalam prosesi adat tersebut, Kapolri diberikan sejumlah atribut yang memiliki makna mendalam. Tanjak disematkan sebagai simbol kebesaran dan kehormatan, selempang menunjukkan perlindungan dan wibawa, keris melambangkan kekuatan, serta kalung pingat yang menggambarkan tali persaudaraan. Setiap atribut ini memberikan arti tersendiri yang mencerminkan nilai-nilai luhur dalam budaya Melayu.

Puncak dari penghormatan adat ini ditandai dengan ritual tepuk tepung tawar. Ritual ini dilakukan dengan memercikkan air dan dedaunan sebagai bentuk doa dan harapan agar yang menerima anugerah senantiasa bijaksana dan dilindungi dalam menjalankan tugasnya. Prosesi ini menunjukkan rasa hormat dan penghargaan terhadap figur yang dihormati.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian LAM Riau, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, menyebut penghargaan ini sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai budi. Ia menjelaskan bahwa nilai budi adalah pondasi moral dalam budaya Melayu. “Ingatan budi bukan sekadar memori, tetapi kesadaran moral yang melahirkan empati, penghargaan, dan perilaku terpuji. Ini adalah nilai dasar peradaban yang menjadi jati diri masyarakat Melayu,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa pemberian anugerah ini merupakan bentuk apresiasi terhadap kontribusi nyata Kapolri dalam menjaga stabilitas keamanan nasional. Termasuk upaya penanganan karhutla di Riau dan pendekatan humanis dalam penegakan hukum. Menurutnya, kebijakan Kapolri telah diterjemahkan secara konkret oleh Polda Riau. Ia memberikan apresiasi khusus kepada Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan yang dinilai mampu menerapkan kebijakan secara efektif.

“Kapolda Riau adalah figur pemimpin yang tidak hanya menjalankan tugas dengan tegas, tetapi juga dengan sentuhan kemanusiaan. Ia menjadi wajah Polri yang bersahabat dan solutif di tengah masyarakat Melayu Riau,” katanya.

Dalam sambutannya, Kapolri menyampaikan bahwa penghargaan ini adalah amanah yang mengandung tanggung jawab besar. Ia mengaku terharu sekaligus bangga atas kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat adat Riau. “Anugerah ini adalah pengingat bahwa setiap langkah pengabdian harus berakar pada budi dan nilai-nilai luhur. Ini akan menumbuhkan kebaikan yang dikenang dan dirasakan oleh masyarakat,” kata Jenderal Sigit.

Ia juga menekankan pentingnya nilai-nilai budaya sebagai kekuatan bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan global. Dari konflik geopolitik hingga krisis iklim, menurutnya, budaya lokal menjadi jangkar moral yang menguatkan bangsa. “Nilai budaya Melayu adalah jangkar peradaban dan arah moral bangsa. LAM Riau telah menjadi penjaga nilai itu, dan saya berharap terus menjadi garda terdepan dalam merawat toleransi, kerukunan, dan gotong royong,” tegasnya.

Kapolri turut mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersinergi mewujudkan pembangunan nasional. Ia menekankan pentingnya menjaga persatuan dalam bingkai keberagaman menuju Indonesia Emas 2045. “Bangsa kita adalah bangsa yang beragam. Tapi dalam keberagaman itu kita satu kehendak, yaitu hidup rukun sebagai keluarga besar untuk mencapai cita-cita bersama. Persatuan adalah kekuatan kita,” ujarnya.

Gubernur Riau Abdul Wahid dalam kesempatan yang sama juga menyampaikan apresiasinya. Ia menilai bahwa prosesi adat tersebut menunjukkan sinergi antara negara dan kearifan lokal dalam menjaga kedamaian dan kehormatan. “Penghormatan adat kepada Kapolri adalah cermin bahwa adat dan negara dapat berjalan seiring dalam menjaga kehormatan, keamanan, dan kedamaian bumi Melayu,” ujar Gubernur Wahid.

Kapolri menutup sambutannya dengan pantun adat sebagai wujud penghargaan dan rasa terima kasih. Ungkapan ini menyiratkan bahwa Riau dan nilai budayanya akan terus melekat dalam kenangan. “Riau akan jadi ingatan. Takkan lapuk ditelan masa,” ucap Kapolri.

Dalam prosesi tersebut hadir sejumlah pejabat tinggi negara dan institusi kepolisian. Di antaranya Forkopimda Provinsi Riau, Ketua Umum Bhayangkari, pejabat utama Mabes Polri, dan jajaran pimpinan Polda Riau.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini