
Program Desa Devisa: Mendorong Ekspor Tenun NTT dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Indonesia Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melalui program Desa Devisa memberikan dukungan yang nyata kepada para penenun di Nusa Tenggara Timur (NTT). Program ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas produksi, memperluas akses pasar, serta mendorong ekspor produk tenun khas NTT ke pasar internasional.
Plt. Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis Indonesia Eximbank, Maqin U. Norhadi menjelaskan bahwa tujuan utama dari program ini adalah tidak hanya untuk memperkuat sektor ekspor, tetapi juga memberikan dampak sosial langsung. Salah satu fokusnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para penenun.
“Program ini tidak hanya mendorong ekspor, tetapi juga memberikan dampak sosial yang signifikan, terutama dalam pemberdayaan perempuan, pelestarian budaya lokal, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tenun NTT kini tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga komoditas ekspor yang berdaya saing tinggi,” ujar Maqin dalam pernyataannya di Labuan Bajo, NTT.
Dampak Ekonomi yang Signifikan
Salah satu contoh nyata dari dampak program ini adalah keberhasilan social enterprise bernama Tenun.in. Perusahaan ini telah memberdayakan banyak ibu-ibu penenun di NTT dan membuktikan adanya peningkatan ekonomi di daerah tersebut.
CEO Tenun.in, Hayatul Fiktri Aziz menyampaikan bahwa pendapatan rata-rata para penenun mengalami kenaikan sebesar 30 persen. Sebelum program berjalan, pendapatan bulanan mereka berkisar antara Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta. Setelah program berjalan, pendapatan meningkat menjadi Rp 975 ribu hingga Rp 1,3 juta per bulan.
“Dampak ekonomi dari program ini sangat signifikan. Rata-rata pendapatan penenun mengalami peningkatan sebesar 30 persen, dari sebelumnya Rp 750 ribu – 1 juta per bulan menjadi Rp 975 ribu – 1,3 juta per bulan setelah program berjalan,” kata Hayatul.
Selain peningkatan pendapatan, program ini juga memperkuat kapasitas produksi dan memperluas jangkauan pasar. Hal ini menjadikan kain tenun NTT sebagai produk ekspor yang memiliki nilai budaya tinggi dan daya saing global.
Cakupan Program dan Kolaborasi
Untuk diketahui, berdasarkan data dari LPEI, Program Desa Devisa Tenun NTT telah mencakup 31 desa yang tersebar di beberapa kabupaten, seperti Alor, Belu, Ende, Sikka, dan Sumba Timur. Total penenun yang menjadi penerima manfaat mencapai 522 orang, di mana 98,5 persen di antaranya adalah perempuan.
Pendampingan program dilakukan bersama Yayasan Insan Bumi Mandiri dan Tenun.in. Selain itu, program ini juga melibatkan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti Kemenkeu Satu, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), serta Pemerintah Daerah NTT.
Kesimpulan
Program Desa Devisa menunjukkan bahwa inisiatif pemerintah dan lembaga keuangan dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat. Dengan fokus pada pemberdayaan perempuan, pelestarian budaya, dan pengembangan ekonomi, program ini menjadi contoh sukses dalam memajukan sektor ekspor dan kesejahteraan masyarakat di NTT.