Nasional Marahnya Gerakan Pemakzulan Gibran, Silfester Tantang Mantan Danjen Kopassus Soenarko: Jenggot Tebal

Marahnya Gerakan Pemakzulan Gibran, Silfester Tantang Mantan Danjen Kopassus Soenarko: Jenggot Tebal

143
0

Reaksi Keras Purnawirawan TNI terhadap Pernyataan Silfester Matutina

Sebuah video yang menampilkan pernyataan dari Silfester Matutina, relawan Jokowi, kini menjadi sorotan publik. Dalam video tersebut, ia menantang mantan jenderal TNI, Mayjen Purn TNI Soenarko. Peristiwa ini memicu reaksi keras dari para purnawirawan TNI yang merasa dihina.

Dalam video yang beredar, Silfester menyebut Soenarko dengan julukan “kumis tebal” dan mengingatkan bahwa mantan Danjen Kopassus itu pernah ditangkap karena kasus makar. Ia juga menyinggung aksi pengepungan KPU pada 22 Mei, yang dituduh melibatkan Soenarko. Pernyataan Silfester menunjukkan ketidak takutan terhadap upaya 300 purnawirawan TNI yang ingin memakzulkan Wapres Gibran.

Silfester menegaskan bahwa jumlah pemilih Prabowo-Gibran jauh lebih besar dibandingkan jumlah purnawirawan yang ingin mengadu domba bangsa. Ia juga mengungkit peran Luhut Binsar Pandjaitan dalam membebaskan Soenarko dari kasus makar. Hal ini menambah panasnya situasi yang sedang berlangsung.

Tanggapan dari Para Purnawirawan TNI

Pernyataan Silfester mendapat respons tajam dari kalangan purnawirawan TNI. Dalam video yang beredar, sejumlah orang yang mengaku sebagai purnawirawan TNI menunjukkan kekesalan mereka. Mereka menilai bahwa ucapan Silfester merupakan penghinaan terhadap senior militer. Salah satu purnawirawan menyampaikan pesan keras bahwa tidak boleh ada yang memecah belah bangsa hanya karena perbedaan pendapat.

Mereka juga menyatakan siap berkorban untuk menjaga keutuhan NKRI. Namun, mereka tidak terima dengan perlakuan Silfester terhadap senior mereka. Mereka berjanji akan mengejar Silfester untuk meminta pertanggungjawaban atas penghinaannya.

Salah satu purnawirawan mengatakan bahwa mereka bukanlah orang yang mudah diremehkan. Mereka bersikeras akan bertindak tegas jika Silfester kembali menyerang senior militer tersebut. Bahkan, mereka menyatakan bahwa mereka adalah ayam petarung dan akan mencari Silfester sampai titik darah penghabisan.

Penjelasan dari Orang Dekat Soenarko

Orang dekat Soenarko, Kolonel TNI (Purn) Sri Radjasa Chandra, mencoba menenangkan amarah para prajurit. Menurutnya, Silfester bukan lawan sebanding bagi eks petinggi Kopassus tersebut. Sri Radja mengatakan bahwa banyak prajurit yang marah setelah melihat video Silfester. Namun, ia menyarankan agar tidak langsung bereaksi keras.

Menurut Sri Radja, jika amarah para prajurit tidak diredam, kemungkinan besar akan terjadi kegaduhan. Ia menekankan pentingnya dialog untuk menjelaskan masalah ini. Soenarko sendiri telah melihat video tersebut dan meresponsnya dengan cara yang tenang. Ia melihat pernyataan Silfester sebagai sesuatu yang tidak mengedepankan demokrasi.

Soenarko memilih untuk tidak meladeni Silfester. Menurut Sri Radja, Soenarko tidak tertarik untuk mengambil langkah hukum. Ia lebih memilih diam daripada meladeni pernyataan yang dianggap tidak penting. Menurut Sri Radja, perilaku Silfester selalu seperti itu, mencoba menjadi jagoan, tetapi tidak dianggap penting oleh banyak orang.

Kesimpulan

Peristiwa ini menunjukkan betapa sensitifnya isu politik di tengah masyarakat. Pernyataan Silfester memicu reaksi keras dari purnawirawan TNI, yang merasa dihina. Sementara itu, Soenarko memilih untuk tidak meladeni dan menempuh jalur damai. Situasi ini menjadi peringatan bahwa komunikasi yang baik sangat penting dalam menjaga harmoni sosial.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini