Ekonomi & Bisnis Indonesia dan Eropa Sepakat Percepat IEU-CEPA

Indonesia dan Eropa Sepakat Percepat IEU-CEPA

125
0

Kesepakatan Indonesia-Eropa untuk Memperkuat Kemitraan Ekonomi

Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa telah menunjukkan komitmen kuat dalam mendorong finalisasi perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Dalam pertemuan terbaru, Presiden Joko Widodo dan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan ke Brussel, Belgia, untuk bertemu dengan para pejabat Komisi Eropa. Langkah ini menjadi tanda penting dalam mempercepat proses penyelesaian perundingan yang telah berlangsung selama beberapa tahun.

Perjanjian ini diwujudkan melalui penandatanganan dan pertukaran surat antara pihak Indonesia dan Komisi Eropa. Surat tersebut mencerminkan kesepakatan politik tingkat tinggi yang menunjukkan komitmen bersama untuk menyelesaikan perundingan secara konklusif. Proses ini juga mencakup langkah-langkah konkret untuk menyelesaikan isu-isu yang masih tersisa, sehingga mempercepat proses menuju penandatanganan pada tahun 2025.

Airlangga Hartarto menyampaikan apresiasi atas komitmen dari Uni Eropa dalam proses negosiasi. Ia mengatakan bahwa dukungan dari Komisioner Perdagangan Maroš Šefovi serta tim perunding kedua negara sangat penting dalam menjaga progresivitas perundingan. Penyerahan surat ini menjadi simbol kuat dari keseriusan kedua belah pihak dalam mencapai solusi yang saling menguntungkan dan seimbang.

Manfaat IEU-CEPA bagi Indonesia

IEU-CEPA diharapkan menjadi tonggak penting dalam meningkatkan perdagangan dan investasi bilateral. Dengan perjanjian ini, Indonesia akan mendapatkan pembebasan tarif bagi 80 persen produk ekspor yang dipasarkan ke Uni Eropa. Kelonggaran ini akan diberlakukan setelah perjanjian disahkan, yaitu dalam jangka waktu 1 hingga 2 tahun.

Sejak dimulainya negosiasi pada 2016, IEU-CEPA telah melalui 19 putaran pembahasan. Perjanjian ini juga merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperluas pasar ekspor Indonesia ke kawasan Eropa. Dengan adanya kemungkinan kenaikan tarif impor oleh Amerika Serikat, perjanjian ini dianggap semakin penting sebagai alternatif pasar.

Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Yoseph Billie Dosiwoda, berharap pemerintah mempercepat proses perjanjian perdagangan bebas atau Free Trade Agreement (FTA) dengan Uni Eropa. Menurutnya, perjanjian ini dapat membuka peluang baru bagi pasar Eropa jika kondisi pasar AS berubah akibat kenaikan tarif.

Persaingan dengan Negara Lain

Peneliti dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Dandy Rafitrandi, menyatakan bahwa Indonesia perlu lebih cepat dalam melobi Uni Eropa. Ia menyoroti bahwa Vietnam telah memiliki FTA dengan Uni Eropa sejak 2020, sehingga Indonesia tertinggal lima tahun. Selain itu, Malaysia, Thailand, dan Filipina juga sedang mempercepat negosiasi mereka.

Uni Eropa merupakan mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia. Total nilai perdagangan Indonesia dengan 27 negara Eropa mencapai US$ 30,1 miliar pada 2024. Neraca perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa selalu menunjukkan surplus. Tahun lalu, surplusnya mencapai US$ 4,5 miliar, naik dibandingkan 2023 yang tercatat US$ 2,5 miliar.

Pada Januari hingga April 2025, surplus perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa mencapai US$ 2,33 miliar. Angka ini meningkat dibanding periode yang sama pada 2024, yakni US$ 1,75 miliar. Dengan data ini, perjanjian IEU-CEPA diharapkan bisa memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan internasional.

Komoditas Ekspor Utama

Indonesia adalah mitra dagang terbesar ke-33 bagi Uni Eropa. Di ASEAN, Indonesia menjadi mitra dagang terbesar kelima Uni Eropa pada 2024. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Eropa antara lain minyak kelapa sawit dan turunannya, bijih tembaga, asam lemak monokarboksilat industri, alas kaki, serta bungkil dan residu padat.

Dengan adanya IEU-CEPA, diharapkan nilai ekspor Indonesia ke Eropa akan meningkat lebih dari 50 persen dalam 3-4 tahun ke depan. Ini akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional, terutama dalam meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini