
Menerima dengan Cuma-cuma
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar kata “cuma-cuma”. Artinya, sesuatu diberikan tanpa biaya atau tidak memerlukan pembayaran. Dalam bahasa sederhana, ini berarti gratis. Contohnya, beberapa sekolah dasar dan menengah di Indonesia kini menerapkan sistem pendidikan yang gratis. Pemerintah daerah akan membiayai pendidikan anak-anak tersebut. Salah satu contohnya adalah Gubernur Maluku Utara yang memberikan akses pendidikan tanpa biaya.
Dalam konteks keagamaan, istilah “menerima dengan cuma-cuma” merujuk pada anugerah atau kasih karunia dari Tuhan. Ini adalah pemberian yang tidak perlu dibayar atau didapatkan melalui usaha manusia sendiri. Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya untuk memberikan pengajaran dan pelayanan secara gratis, seperti yang mereka terima dari-Nya.
Ketika mengutus para murid, Yesus berkata, “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma” (Matius 10:8b). Para murid dipilih oleh Yesus tanpa harus membayar biaya pendaftaran. Mereka menerima kuasa untuk mengusir roh jahat, menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, serta membersihkan orang kusta dan mengusir setan.
Mereka juga menerima kabar gembira tentang Kerajaan Surga secara gratis. Dengan cara yang sama, siapa pun yang mengikuti Yesus menjadi bagian dari Kerajaan itu. Semua hal yang diterima adalah hadiah dari Tuhan yang murah hati. Seperti dikatakan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, “Apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika memang engkau menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?” (1 Korintus 4:7).
Memegahkan diri sebagai bentuk kesombongan, seolah semua yang dimiliki berasal dari usaha sendiri, adalah tindakan yang tidak benar. Kita harus sadar bahwa semua yang kita miliki adalah rahmat dari Allah. Tidak ada alasan bagi manusia untuk sombong di hadapan Tuhan. Santa Teresia dari Kanak-Kanak Yesus dan Wajah Kudus pernah berkata, “Segala sesuatu adalah rahmat.” Pengakuan ini membuat seseorang rendah hati kepada Allah dan dalam kerendahan hati itu, timbul rasa syukur dan puji-pujian kepada-Nya.
Oleh karena itu, apa yang para murid terima dengan cuma-cuma, mereka harus berikan juga dengan cuma-cuma. Dalam memberi, harus dilandasi oleh kasih, bukan semata-mata karena keuntungan atau kepentingan pribadi. Bahkan, jika harus memberi, kita harus siap rugi agar orang lain bisa beruntung dan bahagia.
Contoh nyata dari sikap ini adalah ketika panitia acara rekreasi anak-anak menghadapi kekurangan dana. Meskipun sumbangan dari peserta tidak cukup, panitia tetap bersedia mengeluarkan uang dari kantong sendiri. Ini adalah bentuk pelayanan sejati yang siap menderita demi kebahagiaan orang lain.
Kehidupan kita selalu diperkaya oleh Allah. Segala sesuatu yang kita terima adalah hadiah dari-Nya. Seperti yang diingatkan oleh Santa Teresia Benedikta dari Salib, “Esensi terdalam dari kasih adalah memberi.” Memberi dengan cuma-cuma, tanpa pamrih, adalah bentuk kasih yang sejati.
Dalam menjalani tugas perutusan kita, mari kita memberi sesuatu yang kita terima dari Allah dengan cuma-cuma. Lakukanlah selagi kita sehat, kuat, dan memiliki semangat. Selagi kita bisa, seperti kata Santa Birgitta dari Swedia, “Kita harus memberi selagi kita bisa memberi, karena kita juga punya Seorang Pemberi yang murah hati,” yaitu Allah yang kaya dengan rahmat (Efesus 2:4).
“Menerima dengan cuma-cuma” menekankan bahwa pemberian dari Tuhan adalah gratis, sekaligus mendorong umat-Nya untuk memberi secara gratis sebagai wujud syukur dan kasih. Kita telah menerima dengan cuma-cuma, maka kita juga harus memberi dengan cuma-cuma.
Doa:
Tuhan Yesus, Engkau mengikutsertakan aku untuk mewartakan Kerajaan Allah di dunia. Utuslah Roh Kudus untuk menerangi jalan hidupku agar tugas perutusan yang dipercayakan kepadaku dapat terlaksana dengan baik dan membawa banyak orang untuk datang kepadaMu. Amin.
Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Kamis Pekan Biasa XIV. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus…Amin.