Lifestyle & Hiburan Penggunaan Kata Izin atau Ijin: Mana yang Benar?

Penggunaan Kata Izin atau Ijin: Mana yang Benar?

5
0

Penggunaan Kata Izin atau Ijin: Mana yang Baku dan Tepat?

Penggunaan kata dalam bahasa Indonesia sering kali menimbulkan kebingungan, terutama ketika menghadapi istilah seperti “izin” atau “ijin”. Pertanyaan ini sering muncul, khususnya dalam situasi formal maupun informal. Untuk memahami mana yang benar sesuai aturan, penting untuk mempelajari perbedaan antara kata baku dan tidak baku.

Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku

Kata baku merujuk pada bentuk kata yang telah diakui oleh pedoman ejaan, tata bahasa, maupun kamus resmi. Menurut penjelasan dari Jurnal Skripta Universitas PGRI Yogyakarta, kata baku digunakan sebagai tolak ukur dalam menentukan kualitas dan kuantitas bahasa. Umumnya, kata baku digunakan dalam ragam bahasa resmi, baik lisan maupun tulisan. Contohnya adalah dalam penulisan surat resmi, artikel ilmiah, atau laporan formal.

Sebaliknya, kata tidak baku adalah bentuk kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kata ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari atau situasi informal. Contoh dari kata tidak baku adalah “ijin”, yang merupakan variasi dari “izin” tetapi tidak ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Perbedaan Antara Izin dan Ijin

Dalam KBBI, kata “izin” memiliki makna sebagai persetujuan atau pemberian izin untuk melakukan sesuatu. Contohnya, “Ia mendapat izin untuk membuka usaha mebel.” Sementara itu, kata “ijin” tidak terdapat dalam KBBI dan dianggap sebagai bentuk kata tidak baku.

Oleh karena itu, dalam situasi formal atau resmi, penggunaan yang tepat adalah “izin”. Dalam lingkungan non-formal atau obrolan santai, “ijin” bisa digunakan, tetapi tetap lebih baik menggunakan “izin” agar sesuai dengan standar bahasa Indonesia.

Asal Usul Kata Izin

Kata “izin” merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yaitu “idzin” (إذن). Dalam kamus terjemahan bahasa Arab-Indonesia, “idzin” berarti permohonan persetujuan, pernyataan mengabulkan, atau tidak melarang. Proses penyerapan kata ini dilakukan dengan adaptasi, artinya hanya sedikit perubahan dalam penulisan ejaan tanpa mengubah maknanya. Contoh lain dari kata serapan yang mengikuti model ini adalah “aktris” (dari “actress”) dan “stres” (dari “stress”).

Contoh Penggunaan Kata Izin yang Benar

Dalam kehidupan sehari-hari, kata “izin” sering digunakan dalam berbagai situasi, seperti:

  • Mengemudi kendaraan bermotor: Surat izin mengemudi (SIM) harus dimiliki sebelum berkendara.
  • Mendirikan bangunan atau perusahaan: Membutuhkan izin dari instansi terkait.
  • Tidak masuk sekolah atau kerja: Mengajukan surat izin kepada pihak yang berwenang.
  • Praktik keahlian tertentu: Seperti izin praktik dokter atau izin kantor advokat.

Contoh kalimat yang menggunakan kata “izin” adalah:
* “Surat izin tidak masuk harus dikumpulkan dan ditandatangani oleh pimpinan hari ini.”
* “Salah satu syarat melamar pekerjaan adalah membuat Surat Izin Mengemudi (SIM) terlebih dahulu.”
* “Kalian tidak boleh berkemah di sini tanpa izin dari orang tua.”
* “Demikian surat permohonan ini saya buat, atas perhatian dan izin Bapak/Ibu guru saya ucapkan terima kasih.”

Kesimpulan

Dengan memahami konsep kata baku dan tidak baku, serta memperhatikan konteks penggunaan, maka jelas bahwa “izin” adalah bentuk yang lebih tepat dan sesuai aturan. Meskipun “ijin” masih sering digunakan dalam percakapan informal, dalam situasi formal sebaiknya tetap menggunakan “izin” agar sesuai dengan pedoman bahasa Indonesia. Pemahaman ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas komunikasi dan penggunaan bahasa yang benar dalam kehidupan sehari-hari.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini