Perbedaan Alergi Susu Sapi dan Intoleransi Laktosa pada Anak
Anak yang mengalami alergi susu sapi atau intoleransi laktosa bisa memperoleh nutrisi yang cukup dengan mengonsumsi susu soya. Susu ini memiliki kandungan yang serupa dengan susu sapi, terutama jika sudah ditambahkan vitamin dan mineral. Hal ini dapat membantu tumbuh kembang optimal anak.
Namun, penting untuk memahami bahwa alergi susu sapi dan intoleransi laktosa adalah dua kondisi yang berbeda. Meskipun keduanya bisa menyebabkan masalah kesehatan pada anak kecil, gejalanya berbeda dan memerlukan penanganan yang berbeda pula.
Perbedaan Antara Alergi Susu Sapi dan Intoleransi Laktosa
Menurut Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A(K), M.Kes, spesialis alergi dan imunologi anak, angka kejadian alergi susu sapi di Indonesia berkisar antara 0,5 hingga 7,5 persen, sedangkan secara global mencapai 4,9 persen.
Alergi susu sapi terjadi karena sistem kekebalan tubuh anak bereaksi terhadap protein dalam susu sapi. Gejala yang muncul bisa melibatkan beberapa organ, seperti kulit (kemerahan dan gatal), saluran pencernaan (diare dan perut kembung), serta saluran pernapasan (batuk dan pilek). Pada kasus yang parah, alergi bisa menyebabkan anak pingsan.
Sementara itu, intoleransi laktosa hanya memengaruhi saluran pencernaan. Kondisi ini terjadi karena anak tidak memiliki cukup enzim laktosa untuk mencerna laktosa. Akibatnya, laktosa tidak diserap oleh usus kecil dan justru masuk ke usus besar, di mana bakteri akan memecahnya menjadi asam dan gas hidrogen. Ini menyebabkan gejala seperti perut kembung.
Susu Soya sebagai Alternatif Nutrisi untuk Anak
Anak yang mengalami alergi susu sapi atau intoleransi laktosa tetap bisa mendapatkan nutrisi yang cukup dengan mengonsumsi susu soya. Susu ini bisa diberikan kepada bayi yang tidak mendapat ASI atau sudah mulai makanan pendamping ASI.
Jika anak didiagnosis alergi susu sapi, langkah pertama adalah menghindari susu sapi biasa. Jika ibu masih menyusui, maka ASI tetap harus diberikan, sementara ibu harus menghindari makanan yang mengandung protein susu sapi.
Untuk kasus ringan hingga sedang, dokter mungkin merekomendasikan susu formula hidrolisat ekstensif. Jika kondisi lebih berat, formula asam amino bisa digunakan. Dalam kasus tertentu, susu soya bisa menjadi alternatif jika tidak tersedia hidrolisat ekstensif.
Susu soya yang tersedia di pasaran dan telah mendapatkan izin edar dari BPOM dianggap aman untuk dikonsumsi anak dengan alergi susu sapi maupun intoleransi laktosa. Banyak produk susu soya saat ini juga dilengkapi dengan vitamin dan mineral yang lengkap.
Selain itu, susu soya modern biasanya dibuat dengan isolat protein kedelai, sehingga hanya mengandung protein tanpa bahan lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam berat badan anak yang mengonsumsi susu soya dibandingkan yang mengonsumsi susu sapi.
Manfaat Susu Soya untuk Kesehatan Anak
Susu soya tidak mengandung laktosa, sehingga cocok untuk anak dengan intoleransi laktosa. Selain itu, banyak produk susu soya saat ini juga diperkaya dengan vitamin dan mineral. Hal ini membuat susu soya menjadi pilihan yang baik untuk menjaga tumbuh kembang anak.
Beberapa produk susu soya juga mengandung probiotik, yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan pencernaan anak. Probiotik dapat membantu memecah laktosa pada anak dengan intoleransi, sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh anak yang alergi susu sapi.
Tips Memilih Susu Soya untuk Anak
Pemilihan susu soya harus dilakukan dengan hati-hati, terutama jika anak memiliki kondisi khusus. Berikut beberapa tips yang bisa dipertimbangkan:
- Pastikan susu soya memiliki izin edar dari BPOM.
- Pilih produk yang kaya akan vitamin dan mineral.
- Periksa komposisi nutrisi, terutama kandungan protein dan laktosa.
- Pertimbangkan adanya kandungan probiotik untuk kesehatan pencernaan.
- Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan sesuai kebutuhan anak.
Dengan pemahaman yang tepat dan penggunaan yang tepat, susu soya bisa menjadi pilihan yang baik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak yang alergi susu sapi atau intoleransi laktosa.
