Ekonomi & Bisnis Ekspansi Tambang Mineral, Ini Prospek Saham Batubara yang Harus Diperhatikan

Ekspansi Tambang Mineral, Ini Prospek Saham Batubara yang Harus Diperhatikan

8
0

Tren Diversifikasi Bisnis di Sektor Tambang Mineral

Di tengah perubahan dinamika industri, sejumlah emiten produsen batubara di Indonesia mulai melakukan diversifikasi bisnis dengan memperluas sayap ke sektor pertambangan mineral. Hal ini dilakukan sebagai strategi untuk menghadapi tantangan dan peluang yang terus berkembang dalam industri energi.

Perusahaan Batubara Melakukan Ekspansi ke Sektor Pertambangan Mineral

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menjadi salah satu contoh perusahaan yang gencar melakukan ekspansi. Pada 4 Juli 2025, ITMG membeli 585 juta saham PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) dengan harga Rp 438 per saham. Dengan transaksi ini, ITMG menghabiskan dana sebesar Rp 285,48 miliar. NICE merupakan perusahaan pertambangan nikel yang beroperasi di Sulawesi Tenggara. Tujuan dari transaksi ini adalah untuk investasi jangka panjang dan diversifikasi portofolio investasi.

Selain ITMG, beberapa perusahaan lain juga melakukan langkah serupa. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sedang bersiap melebarkan sayapnya ke sektor pertambangan emas dan tembaga melalui akuisisi Wolfram Limited, sebuah perusahaan yang beroperasi di Australia. Untuk mendanai akuisisi ini, BUMI menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I senilai Rp 350 miliar.

Sementara itu, PT Harum Energy Tbk (HRUM) telah lebih dulu melakukan ekspansi ke tambang nikel melalui anak usahanya, PT Harum Nickel Perkasa. Penjualan nikel HRUM pada kuartal I-2025 mencapai 14,90 juta ton, meningkat 75% secara tahunan. Kontribusi segmen nikel terhadap total pendapatan HRUM mencapai 58%.

Perusahaan Lain yang Aktif di Sektor Tambang Mineral

PT United Tractors Tbk (UNTR) juga aktif dalam diversifikasi bisnis ke sektor tambang mineral seperti nikel dan emas. UNTR sedang merencanakan pengakuisisan tambang emas atau nikel baru di luar negeri, khususnya di Australia. Tujuan dari rencana ini adalah untuk menyeimbangkan porsi pendapatan antara batubara dan non-batubara menjadi 50:50 dalam beberapa tahun ke depan.

Di sisi lain, PT Indika Energy Tbk (INDY) juga aktif berekspansi ke sektor tambang mineral. Salah satu anak usahanya, PT Masmindo Dwi Area, sedang menggarap proyek tambang emas Awakmas di Sulawesi Selatan. INDY juga masuk ke sektor bauksit dan perdagangan nikel melalui entitas anaknya.

Alasan Tren Diversifikasi yang Terjadi

Menurut analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi, tren diversifikasi ini dipengaruhi oleh prospek industri batubara yang semakin tidak menjanjikan dalam jangka panjang. Transisi menuju energi hijau membuat komoditas batubara mulai ditinggalkan. Di sisi lain, sektor mineral masih menjadi bagian penting dari ekosistem energi baru terbarukan (EBT).

Permintaan terhadap komoditas seperti nikel, emas, dan tembaga juga meningkat, terutama karena perannya sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik. Selain itu, dukungan kebijakan hilirisasi mineral dari pemerintah juga menjadi faktor penambah bagi para emiten.

Tantangan dalam Ekspansi ke Sektor Tambang Mineral

Meskipun ada banyak peluang, ekspansi ke sektor tambang mineral juga memiliki tantangan. Emiten batubara perlu menyiapkan belanja modal besar untuk pengembangan infrastruktur dan smelter. Selain itu, mereka harus menghadapi kompleksitas perizinan dan risiko operasional yang berbeda dari industri batubara.

Jika harga komoditas mineral dan batubara sama-sama turun, kinerja perusahaan bisa terganggu. Oleh karena itu, pemantauan pasar sangat penting agar risiko kelebihan pasokan dapat diminimalkan.

Rekomendasi Investasi

Dari sisi teknikal, beberapa saham seperti BUMI dan UNTR menunjukkan potensi menarik untuk diakumulasi. Target harga untuk BUMI diperkirakan mencapai Rp 150 per saham, sementara UNTR memiliki target harga jangka menengah di level Rp 23.500 per saham. Kedua saham ini bisa menjadi pilihan untuk strategi swing trading maupun penempatan jangka menengah.

Wafi menilai bahwa saham ITMG, BUMI, HRUM, INDY, dan UNTR memiliki potensi yang baik untuk investor. Target harga masing-masing saham tersebut adalah Rp 23.500 per saham, Rp 125 per saham, 850 per saham, Rp 1.400 per saham, dan Rp 24.000 per saham.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini