Lifestyle & Hiburan 7 Alasan Vagina Terasa Kencang, Jangan Diabaikan

7 Alasan Vagina Terasa Kencang, Jangan Diabaikan

8
0

Penyebab Vagina Terasa Kencang dan Cara Mengatasinya

Banyak perempuan mengalami rasa kencang pada vagina yang menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual atau saat memasang tampon. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kondisi medis hingga perubahan hormonal. Berikut beberapa penyebab umum dan cara mengatasinya.

1. Vaginismus

Vaginismus adalah kondisi di mana otot dasar panggul menegang secara tidak sadar. Kondisi ini biasanya terjadi sebagai respons terhadap kekhawatiran atau ketakutan akan penetrasi. Gejalanya meliputi rasa kencang tiba-tiba, nyeri seperti terbakar, dan kejang otot.

Beberapa metode pengobatan untuk vaginismus meliputi:
Terapi otot dasar panggul dengan latihan peregangan untuk mengurangi ketegangan.
Terapi dilator vagina, yaitu menggunakan alat berbentuk tabung untuk meregangkan vagina.
Terapi perilaku kognitif, membantu mengelola pikiran dan perasaan yang berkaitan dengan seks.

2. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Infeksi seperti klamidia dan gonore juga dapat menyebabkan rasa nyeri saat berhubungan seksual. Banyak orang yang tidak merasakan gejala sama sekali, tetapi jika muncul, gejalanya bisa meliputi nyeri saat buang air kecil, keputihan, dan nyeri di area panggul. Jika tidak diobati, IMS dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit radang panggul.

3. Infeksi Jamur

Infeksi jamur, seperti ragi, menyebabkan iritasi, gatal, dan rasa terbakar di vagina. Kondisi ini sering terjadi karena lingkungan yang lembap atau sistem kekebalan tubuh yang lemah. Pengobatan melibatkan penggunaan obat antijamur, baik tanpa resep maupun dengan resep dokter.

4. Dispareunia

Dispareunia adalah istilah untuk hubungan seksual yang menyakitkan. Jenis-jenisnya termasuk vestibulodynia, vulvodynia, dan vestibulitis vulva. Penyebabnya bisa bervariasi, seperti kurangnya pelumasan, atrofi vagina, atau cedera akibat operasi. Pengobatan tergantung pada penyebab spesifik, seperti penggunaan pelumas atau terapi estrogen.

5. Baru Melahirkan

Setelah melahirkan, kadar estrogen turun sehingga vagina menjadi lebih kering dan tipis. Ini sering terjadi pada wanita yang menyusui. Perawatan mencakup penggunaan krim estrogen topikal, pelembap, dan pelumas.

6. Menopause

Menopause merupakan fase di mana indung telur berhenti memproduksi estrogen. Penurunan hormon ini dapat menyebabkan atrofi vagina, membuat vagina terasa kencang. Solusi meliputi penggunaan pelumas, pelembap, dan terapi penggantian hormon.

7. Pengobatan Kanker

Obat-obatan seperti arimidex dan tamoxifen yang digunakan untuk mengobati kanker payudara atau ovarium dapat menyebabkan vagina kering dan terasa kencang. Penggunaan pelumas dan terapi otot dasar panggul bisa membantu. Radiasi pada daerah panggul juga bisa menyebabkan penyempitan saluran vagina, namun penggunaan dilator bisa membantu menjaga elastisitas.

Tips untuk Mencegah dan Mengatasi Rasa Kencang pada Vagina

Jika kamu mengalami rasa kencang, nyeri saat berhubungan seksual, atau kekeringan vagina, segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lengkap. Diagnosis yang tepat sangat penting untuk menentukan pengobatan yang sesuai.

Selain itu, menjaga kesehatan seksual dengan rutin melakukan pemeriksaan, menjaga kebersihan, dan menghindari stres juga bisa membantu mencegah masalah ini. Dengan penanganan yang tepat, banyak perempuan dapat mengembalikan kenyamanan dalam kehidupan seksual mereka.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini