Lifestyle & Hiburan Wanita Lansia Rentan Terinfeksi HPV Penyebab Kanker Serviks

Wanita Lansia Rentan Terinfeksi HPV Penyebab Kanker Serviks

6
0

Perempuan Lansia Juga Rentan Terkena Kanker Serviks

Banyak orang mengira bahwa risiko kanker serviks lebih tinggi pada perempuan muda atau yang masih produktif. Namun, fakta menunjukkan bahwa perempuan lanjut usia justru memiliki kerentanan yang lebih besar terhadap infeksi HPV yang menjadi penyebab utama kanker serviks. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa angka kasus kanker serviks pada kelompok usia 65 tahun ke atas meningkat tajam.

Human Papillomavirus (HPV) adalah virus yang menyebabkan sebagian besar kasus kanker serviks. Meskipun vaksinasi dan skrining rutin telah dilakukan secara luas, nyatanya jumlah kasus di kalangan lansia semakin meningkat. Ini menunjukkan pentingnya kesadaran dan tindakan pencegahan yang lebih baik terhadap kanker serviks pada usia lanjut.

Perempuan Lansia Lebih Rentan Terinfeksi HPV

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Gynecology and Obstetrics Clinical Medicine menemukan bahwa perempuan lanjut usia lebih rentan terinfeksi HPV tipe berbahaya dan memiliki hasil skrining yang abnormal dibandingkan dengan perempuan yang lebih muda. Dari survei yang melibatkan lebih dari dua juta perempuan, sebanyak 17.420 di antaranya berusia 65 tahun ke atas. Angka ini menunjukkan bahwa kanker serviks tidak hanya menyerang perempuan muda, tetapi juga perempuan dengan usia matang.

Studi tersebut mencatat bahwa hampir 14 persen perempuan lansia positif terinfeksi HPV berisiko tinggi, dibandingkan dengan 8 persen pada kelompok usia lebih muda. Selain itu, mereka juga lebih sering terinfeksi lebih dari satu jenis HPV sekaligus. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan lanjut usia membutuhkan perhatian khusus terkait pencegahan dan deteksi dini kanker serviks.

Kasus Kanker Serviks pada Lansia Terus Meningkat

Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa pada tahun 2022 saja, tercatat lebih dari 157 ribu kasus baru kanker serviks pada perempuan di atas 65 tahun di seluruh dunia. Bahkan, lebih dari 124 ribu di antaranya meninggal akibat penyakit ini. Fakta ini membuktikan bahwa risiko kanker serviks tetap tinggi meski seseorang sudah memasuki usia lanjut.

Sayangnya, kebanyakan aturan medis saat ini merekomendasikan untuk menghentikan skrining setelah usia 65 tahun jika hasil sebelumnya normal. Padahal, banyak perempuan lansia belum pernah menjalani skrining atau vaksinasi HPV di masa mudanya. Oleh karena itu, risiko tetap ada dan bahkan bisa lebih tinggi dari yang diperkirakan.

Pentingnya Skrining Kanker Serviks di Usia Lanjut

Menurut data dari Medical News Today, sekitar 20 persen perempuan yang didiagnosis kanker serviks berada di usia 65 tahun ke atas. Data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga menyebutkan bahwa perempuan hingga usia 80-an tahun masih bisa terkena kanker serviks jika belum pernah melakukan skrining atau tes secara rutin.

Studi pada tahun 2021 menunjukkan bahwa dari 1.000 perempuan yang tidak menjalani skrining pada usia 50–64 tahun, 8 orang akan terkena kanker serviks di usia 60–84 tahun. Angka ini turun drastis menjadi hanya tiga orang pada kelompok yang rutin melakukan tes. Karenanya, sangat penting untuk tetap mempertimbangkan skrining bahkan setelah usia 65 tahun, terutama bagi mereka yang belum pernah melakukannya secara rutin.

Jenis dan Panduan Skrining Kanker Serviks

National Cancer Institute (NCI) menyebutkan bahwa terdapat tiga jenis utama tes skrining kanker serviks:

  • Tes HPV: Mendeteksi infeksi HPV berisiko tinggi melalui pengujian sel-sel serviks.
  • Tes Pap (Pap smear): Memeriksa perubahan sel serviks yang mungkin disebabkan oleh HPV.
  • Tes HPV/Pap gabungan (cotest): Menggabungkan kedua tes untuk hasil yang lebih akurat dalam mendeteksi risiko kanker serviks.

Panduan skrining kanker serviks menurut NCI adalah sebagai berikut:

  1. Usia 21–29 tahun: Melakukan tes Pap setiap tiga tahun.
  2. Usia 30–65 tahun: Pilih salah satu metode berikut:
  3. Tes HPV setiap lima tahun
  4. Tes Pap setiap tiga tahun
  5. Tes gabungan HPV/Pap setiap lima tahun
  6. Usia di atas 65 tahun: Konsultasikan dengan tenaga kesehatan apakah masih perlu melakukan skrining. Ini tergantung pada riwayat hasil tes sebelumnya dan faktor risiko individu.

Skrining seperti tes Pap, tes HPV, atau kombinasi keduanya dapat membantu mendeteksi dini adanya potensi kanker. Jika Bunda berusia di atas 65 tahun dan belum pernah menjalani tes, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Begitu pula jika Bunda memiliki orang tua atau kerabat perempuan lanjut usia, ajaklah mereka untuk memeriksa kesehatannya secara berkala.

Jangan abaikan pentingnya deteksi dini meski usia telah lanjut, ya Bunda. HPV bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal usia, dan kanker serviks bisa dicegah jika diketahui lebih awal. Pastikan Bunda dan orang-orang tercinta tetap sehat dengan rutin memeriksakan diri dan menjalani skrining sesuai saran medis.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini