
Fenomena Blind Box yang Menarik dan Berisiko
Blind box atau kotak kejutan kini menjadi tren yang sangat populer, tidak hanya di kalangan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Mainan misterius ini menawarkan hadiah tak terduga yang membuat banyak orang tergoda untuk membelinya secara berulang. Dengan desain menarik dan tampilan lucu, blind box berhasil mencuri perhatian di toko mainan, pusat perbelanjaan, hingga media sosial. Namun, di balik keseruannya, blind box ternyata menyimpan berbagai risiko yang perlu diperhatikan, terutama oleh para orang tua.
Apa Itu Blind Box?
Blind box adalah mainan koleksi yang dikemas secara tertutup, sehingga isi di dalamnya baru dapat diketahui setelah dibuka. Biasanya, mainan ini berisi figur lucu atau karakter populer yang dirilis dalam jumlah terbatas dan tersedia dalam satu seri tertentu. Ketidakpastian inilah yang menjadi daya tarik utamanya. Rasa penasaran dan harapan untuk mendapatkan item langka menciptakan pengalaman emosional tersendiri bagi pembeli.
Banyak anak dan remaja merasakan sensasi mirip “mini-lottery” setiap kali membuka blind box. Tak heran, unboxing blind box kini marak diunggah di platform seperti TikTok dan YouTube. Salah satu merek yang paling terkenal adalah Pop Mart dari Tiongkok, yang sejak 2010 telah menciptakan karakter ikonik seperti Molly dan Skullpanda.
Sejarah Awal Mula Blind Box
Konsep blind box sebenarnya bukan hal baru. Sejarah awal dari blind box bisa ditelusuri dari mesin gashapon di Jepang pada tahun 1960-an. Mesin ini mengeluarkan mainan kecil dalam kapsul yang tidak diketahui isinya, dan menjadi fenomena budaya di Asia Timur pada 1980-an. Alih-alih menggunakan mesin, saat ini mereka menjual blind box di toko resmi dan pusat perbelanjaan dengan tampilan yang menarik.
Menurut informasi dari laman The Grid, banyak generasi muda kini melihat blind box sebagai cara menyenangkan untuk “menyembuhkan inner child” atau memenuhi keinginan masa kecil yang belum terpenuhi.
Risiko Blind Box yang Perlu Diperhatikan Orang Tua
Meskipun terlihat lucu dan menarik, blind box dapat membawa dampak psikologis yang perlu diwaspadai. Sistem pembelian blind box bekerja berdasarkan prinsip variable-ratio reinforcement, pola yang sama digunakan dalam mesin judi. Anak-anak yang terbiasa membeli blind box bisa mengembangkan kebiasaan konsumtif, terutama karena adanya sensasi “berjudi” saat mengejar item langka.
Rasa puas dan senang yang muncul saat mendapatkan figur favorit bisa memicu lonjakan dopamin, bahan kimia di otak yang sama ketika seseorang mengalami kemenangan. Selain itu, blind box juga menjadi tantangan finansial. Karena isi dalam kotak bersifat acak, banyak pembeli tergoda untuk membeli berkali-kali demi mendapatkan item yang diinginkan dan melengkapi koleksi mereka.
Kebiasaan ini dapat memicu konsumsi berlebihan hingga menyebabkan kecanduan. Di sisi lain, blind box juga menimbulkan persoalan lingkungan. Banyak produk ini dikemas dengan lapisan plastik dan kardus yang tidak ramah lingkungan serta sulit untuk didaur ulang, sehingga menjadi isu yang harus diperhatikan.
Perlindungan Anak dari Kecanduan Blind Box
Meski begitu, bukan berarti blind box sepenuhnya harus dijauhi. Orang tua dapat berperan aktif dengan mengawasi aktivitas anak, menetapkan batasan pembelian, dan mendampingi saat anak membuka atau memilih mainan. Sebagai orang tua, mari lebih cermat dalam melihat tren yang tengah digemari anak. Kenali risikonya, dampingi prosesnya, dan ajarkan anak untuk menjadi konsumen yang bijak.
Pemerintah China juga telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi anak-anak dari kecanduan blind box. Mereka mengeluarkan peringatan keras terkait kecanduan blind box yang makin marak di kalangan anak muda, terutama saat musim liburan tiba. Banyak anak dan remaja mulai terbiasa dengan perilaku belanja yang tidak terkendali secara emosional. Mereka bisa menghabiskan ratusan hingga ribuan yuan hanya untuk mengejar koleksi langka.
Peraturan yang dikeluarkan pemerintah China termasuk larangan bagi anak di bawah usia 8 tahun untuk membeli blind box dan izin orang tua bagi anak di atas 8 tahun. Namun, banyak toko dan platform online belum mematuhi aturan tersebut. Untuk mencegah dampak lebih besar, pemerintah menyarankan sistem verifikasi berlapis seperti autentikasi nama asli, penggunaan pengenalan wajah, persetujuan orang tua sebelum pembelian, area khusus anak di toko offline, serta denda berat bagi pelanggar.
Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah China serius dalam melindungi anak-anak dari kecanduan digital dan konsumsi berlebihan. Bagi orang tua yang memiliki anak yang suka membeli blind box, penting untuk melakukan pengawasan sejak dini. Meskipun menyuguhkan sensasi menyenangkan, blind box dapat menyebabkan kecanduan jika tidak diatur dengan baik.