Lifestyle & Hiburan Apakah Klitoris Berubah Setelah Melahirkan? Ini Jawabannya

Apakah Klitoris Berubah Setelah Melahirkan? Ini Jawabannya

7
0

Perubahan pada Klitoris Setelah Melahirkan

Beberapa ibu yang melahirkan secara pervaginam mengeluhkan perubahan pada bagian tubuh mereka, termasuk vagina yang kendur. Namun, apakah klitoris juga mengalami perubahan setelah melahirkan? Berikut penjelasannya.

Fungsi Klitoris dalam Kehidupan Seksual

Klitoris merupakan bagian penting dalam sistem reproduksi wanita. Meskipun tidak berperan langsung dalam proses reproduksi seperti ovarium atau uterus, klitoris berperan besar dalam memberikan rangsangan seksual dan kepuasan. Struktur ini terdiri dari banyak saraf yang membuatnya sangat sensitif terhadap sentuhan.

Apakah Klitoris Mengalami Perubahan Setelah Melahirkan?

Selama persalinan, khususnya jika dilakukan secara normal, klitoris dapat mengalami perubahan. Banyak faktor memengaruhi tingkat perubahan dan lamanya pemulihan, seperti jenis kelahiran, kondisi fisik ibu, serta adanya cedera atau robekan.

Menurut pendidik persalinan dan doula, Sara Lyon, jaringan vagina, termasuk klitoris, biasanya akan membengkak dan memar selama dua hingga enam minggu setelah melahirkan. Pemulihan bisa memakan waktu lebih lama, terutama jika ada robekan. Namun, gejala-gejala tersebut umumnya mereda seiring dengan pemulihan hormon dan berhenti menyusui.

Meski tidak mengalami robekan, klitoris tetap bisa bengkak dan nyeri saat disentuh. Ribuan saraf di klitoris mungkin mengalami kerusakan selama proses persalinan, yang bisa menyebabkan rasa gatal, nyeri, atau bahkan disfungsi seksual sementara maupun permanen.

Pentingnya Bantuan Profesional

Ahli terapi fisik, Lisa Sottung, menyarankan untuk mencari bantuan dari terapis dasar panggul atau profesional kesehatan perempuan jika mengalami gejala seperti nyeri, pembengkakan, atau gangguan seksual. Dengan bantuan yang tepat, penyembuhan bisa lebih cepat dan efektif.

Studi dari PubMed juga menunjukkan bahwa cara persalinan memengaruhi persepsi dan penampilan genital, namun tidak selalu mengurangi kehidupan seksual. Persalinan pervaginam bisa menyebabkan perubahan pada klitoris, yang dapat memengaruhi hubungan seksual dan aktivitas harian.

Perubahan Pasca Persalinan dan Pengaruhnya

Selain perubahan genital, episiotomi, laserasi vulvovaginal, dan kerusakan dasar panggul juga bisa memengaruhi kehidupan seksual. Beberapa wanita melaporkan dispareunia (nyeri saat berhubungan) karena kekeringan vagina atau nyeri vulva setelah episiotomi.

Namun, sebagian besar wanita tidak mengalami gejala apa pun. Ada perbedaan statistik antara kelompok wanita yang mengalami gejala seperti rasa terbakar, gatal, atau gangguan seksual. Beberapa juga merasa malu terhadap penampilan vulva setelah melahirkan.

Pemulihan dan Waktu yang Dibutuhkan

Meski tidak mengalami robekan, klitoris tidak akan kembali normal dalam semalam. Perubahan yang terjadi bisa disebabkan oleh hormon, proses persalinan, atau cedera kecil. Secara umum, klitoris akan kembali ke bentuk alami seiring berjalannya waktu, meski kadang membutuhkan hingga satu tahun.

Namun, bagi beberapa wanita, nyeri atau ketidaknyamanan bisa bertahan selama enam minggu atau lebih. Jika ada kerusakan saraf atau persalinan yang rumit, risiko nyeri dan disfungsi bisa lebih tinggi.

Tips untuk Pemulihan

Sara Lyon menyarankan agar ibu memberi waktu dan perlakuan yang baik kepada tubuh setelah melahirkan. Istirahat, kompres dingin, serta bantuan profesional seperti terapis fisik dan psikolog sangat penting dalam proses pemulihan.

Kesimpulan

Bagi Bunda yang merasa mengalami perubahan pada miss V dan klitoris setelah melahirkan, tidak perlu khawatir. Seiring masa pemulihan, tubuh akan kembali seperti semula, dan hal ini tidak akan memengaruhi hubungan seksual jangka panjang. Dengan perawatan yang tepat dan kesabaran, pemulihan bisa dilakukan secara optimal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini