
IndonesiaDiscover –

USULAN mulai sekolah pukul 06. 00 WIB di beberapa wilayah Jawa Barat mendapatkan perhatian besar dari berbagai kalangan, khususnya para ahli di bidang ilmiah. Dari perspektif neurosains, langkah ini dianggap sangat berisiko bagi kesehatan otak serta perkembangan anak dan remaja.
Seorang siswa neurosains, Trisa Triandesa, berbagi rasa khawatirnya. Ia menjelaskan anak-anak di usia SD (6-12 tahun) biasanya lebih mudah bangun pagi dan otak mereka cukup siap untuk belajar di pagi hari.
Namun, mereka tetap memerlukan waktu tidur antara 9 – 11 jam setiap malam. “Kalau masuk sekolah jam 6 pagi, artinya mereka harus tidur jam 7 malam atau bahkan lebih awal jika rumah jauh. Apakah itu realistis, Kang? ” ungkap Trisa.
Dampak yang lebih serius, menurut Trisa, akan dialami oleh remaja SMP dan SMA (13-18 tahun). “Inilah yang paling terpengaruh, Kang. Otak remaja mengalami perubahan ritme sirkadian atau jam biologis saat masa pubertas,” jelasnya.
Perubahan alami ini membuat remaja kesulitan untuk tidur sebelum pukul 23.00 WIB. Akibatnya, jika mereka terpaksa bangun pada pukul 04.00 atau 05.00 WIB, hal ini dapat memicu kekurangan tidur yang berkepanjangan.
Kekurangan tidur dalam jangka panjang pada remaja membawa banyak dampak negatif. Trisa menjelaskan efek-efeknya, termasuk penurunan konsentrasi, masalah memori, emosi yang tidak stabil, peningkatan risiko depresi, dan penurunan prestasi akademik. “Penelitian di bidang neurosains menunjukkan waktu sekolah yang ideal adalah sekitar pukul 08. 30 atau lebih siang,” tegasnya.
Oleh karena itu, tujuan membentuk karakter dan disiplin anak tidak seharusnya mengorbankan kesehatan otak mereka. “Apakah kita ingin kualitas generasi Jabar di masa depan menurun? Nanti Kang Daddy yang akan disalahkan,” katanya. Ia menambahkan, “Banyak studi telah menunjukkan menunda jam masuk sekolah dapat meningkatkan prestasi, suasana hati, dan kesehatan mental. ”
Trisa menyerukan agar jam masuk sekolah dapat disesuaikan dengan perkembangan otak alami siswa dan berdasarkan penelitian ilmiah yang kuat. “Apa dasar ilmiahnya, siswa di Jabar harus masuk jam 6 pagi? Jika Anda peduli terhadap kesehatan mental dan masa depan anak-anak kita,” akhir kata Trisa, menekankan pesannya yang mendesak. (Instagram @TrisaTriandesa/Z-2)