Otomotif Serunya Formula E Tokyo 2025: Dominasi Nissan dan Teknologi Canggih di Lintasan...

Serunya Formula E Tokyo 2025: Dominasi Nissan dan Teknologi Canggih di Lintasan Basah

46
0

IndonesiaDiscover –

Dalam perjalanan OTO.com bersama Nissan, agenda utamanya adalah menyaksikan langsung gelaran Formula E di Tokyo, Jepang mulai Jumat hingga Minggu (16-18/5). Tokyo E-Prix menjadi putaran ke-8 dan ke-9 atau yang disebut double header, pada kejuaraan mobil listrik balap kali ini. Balapan dilaksanakan di sirkuit jalan raya di area Tokyo Big Sight, distrik Minami, di tepi pantai teluk Tokyo.

Seri Tokyo ini juga dianggap sebagai balapan di kandang bagi tim Nissan Formula E. Nissan tengah berada di puncak klasemen kejuaraan pabrikan, sementara tim Nissan Formula E menempati posisi kedua dalam klasemen tim.

Mengenal Tim Nissan Formula E

Oto.com mendapat kesempatan untuk mengenal lebih dekat tim balap Formula E pabrikan yang memiliki kantor pusat di Yokohama ini. Pada Jumat (16/2), paddock tim Nissan tengah bersiap menyambut pekan balapan yang sibuk.

Nissan Formula E Tokyo Foto: Nissan

Sejarahnya, Nissan memulai debut balapan di ajang ini pada musim kelima atau 2018/2019 silam. Nisaan menjadi pabrikan Jepang pertama dan satu-satunya yang berlaga di kejuaraan, hingga hari ini.

Area paddock dibuat ringkas, tidak seperti tim Formula 1 yang berukuran besar. Ini juga bertujuan untuk memudahkan proses perpindahan antar seri sekaligus berdampak pada efisiensi dan produksi emisi yang ditekan. Sebuah semangat ramah lingkungan yang terus diusung balapan Formula E.

Pada musim kesebelas, Nissan menggunakan mobil Gen 3 Evo. Model ini mendapatkan peningkatan tenaga dan juga keunggulan dalam manajemen daya ketika balapan. Beberapa fakta menarik, kemampuan akselerasinya dari diam ke 100 km per jam hanya membutuhkan waktu 1,8 detik, 30 persen lebih cepat dari mobil F1.

Peningkatan tenaganya dari Gen 3 adalah 2 persen atau dua detik lebih cepat saat proses kualifikasi di balapan seperti Monaco. Desain dan aerodinamis Gen 3 Evo diklaim lebih baik dengan bentuk tajam yang agresif. Persaingan antar pembalap dipastikan lebih maksimal. Mobil ini juga memiliki kemampuan pengisian daya ultra cepat yang memungkinkan pengisian daya 600kW dalam 30 detik atau dikenal dengan strategi Pit Boost.

Paling menarik adalah generasi terbaru mobil Formula E ini hadir dengan penggerak AWD. Tawarannya bisa dirasakan pada kualifikasi, start balapan, dan saat penggunaan Attack Mode. Gen 3 Evo mampu melesat hingga 200 km per jam dengan kemampuan pengereman regeneratif 600 kW yang dapat mengisi daya hampir 50 persen energi kebutuhan balap. Tidak lupa, seluruh bagian kendaraan sudah dipikirkan proses pengolahannya hingga supply chain dipastikan berkelanjutan.

Kemudi canggih Formula E Nissan Foto: OTO

Oto.com juga mendapatkan kesempatan untuk merasakan lebih dekat menggenggam kemudi mobil Formula E. Hampir serupa dengan kemudi mobil open wheel lainnya, kemudi Formula E juga terdiri dari beragam tombol. Ada sekitar 300 fungsi yang bisa dilakukan pengemudi, sembari melaju dengan kecepatan tinggi. Sebuah pekerjaan yang memang hanya bisa dilakukan segelintir individu. Banderol kemudi ini terhitung fantastis, sekitar 6.000 Euro atau Rp110 jutaan per satu unitnya.

Hari Balap Pertama

Balapan pada Sabtu (17/5), jelas bukan hari ideal karena sepanjang hari cuaca hujan dengan angin kencang mendominasi. Tokyo Street Circuit sendiri menawarkan jarak 2,582 kilometer dengan 18 tikungan. Bagian tikungan pertama terhitung teknikal dengan tikungan lambat, diikuti tiga lintasan lurus utama. Driver dapat mencoba melewat lawan di tikungan 1, 10, 15 dan 17.

Yang ditakutkan terjadi. Kualifikasi pada Sabtu dibatalkan karena hujan yang tak kunjung reda. Para pembalap memulai balapan dengan hasil kualifikasi pada Jumat sebelumnya. Oliver Rowland, pembalap Nissan dengan nomor 23 yang akan memulai balapan di posisi terdepan.

Nissan Formula E Tokyo Foto: Nissan

Jalannya balap dimulai dengan Safety Car memimpin balapan hingga empat lap. Ini untuk memastikan kesiapan lintasan sirkuit yang tergenang air selepas hujan sedari pagi. Balapan kemudian benar-benar dimulai saat para driver memposisikan mobil mereka di starting grid. Lepas lampu hijau menyala, balapan Formula E Tokyo resmi dimulai.

Rowland mendominasi setengah balapan dengan gap waktu yang cukup jauh dibandingkan rival-rivalnya. Mobil Maximilian Guenther dari tim DS Penske kemudian mengalami masalah yang membuat bendera merah berkibar di tengah balap. Pembalap kemudian masuk ke dalam pit untuk kemudian menunggu dimulainya start balapan kembali setelah sirkuit bersih dari halangan.

Istimewanya balapan pada seri ke-8 ini adalah diaktifkannya strategi Pit Boost. Tim balap dapat memelakukan pengisian daya baterai, bahkan diwajibkan, di tengah balapan. Langkah ini akan meningkatkan energi sebesar 10 persen (3,85 kWh) lewat peningkatan daya 600 kW selama 30 detik. Strategi tim ditentukan di sini sehingga akan mempengaruhi hasil balap secara dramatis.

Nissan Formula E Tokyo Foto: Nissan

Ini juga yang dimanfaatkan pembalap Maserati MSG Racing, Stoffel Vandoorne. Langkah timnya memasukkan pembalap Austria ini sebelum terjadinya red flag, membuat Vandoorne tidak terkejar di posisi pertama. Start dari posisi 14, Vandoorne memimpin dari Rowland sejauh 30 detik dan mengakhiri 49 balapan tanpa prestasi sejak Monaco 2022.

Hasil pada hari Sabtu tidak mengubah klasemen pembalap. Rowland tetap bercokol di posisi pertama dengan raihan selisih 60 poin dari tempat kedua, Antonio Felix da Costa (TAG Heuer Porsche). Hasil ini juga mengukuhkan dominasi Nissan di klasemen tim balap.

Berlanjut di hari Minggu (18/5). Seri ke-9 tetap memberikan keseruan dengan cuaca yang lebih bersahabat. Rowland tetap menjadi favorit juara karena berhasil meraih start terdepan di sesi kualifikasi. Sayangnya pada awal balapan dirinya sempat terlempar dari lima teratas karena gagal memanfaatkan Attack Mode di awal start.

Namun Rowland dengan strategi serangnya, perlahan-lahan mampu merangsek ke posisi teratas. Beberapa insiden yang melibatkan pembalap terdepan membuat Rowland dapat memimpin balapan dengan sempurna. Pascal Wehrlein, dari Tag Heuer Porsche Formula E Team, juga Dan Ticktum dari tim Cupra Kiro berada di posisi kedua dan ketiga.

Nissan Formula E Tokyo Foto: Nissan

Hasil yang diraih Rowland ini jelas jadi kado terindah bagi Nissan yang berlaga di tanah kelahirannya. Rowland juga menjaga kans menjadi juara dengan 77 point memimpin klasemen sementara. Nissan juga memimpin posisi klasemen konstruktor.

Berikutnya, Jakarta

Keseruan Formula E Tokyo ini akan segera tiba di Jakarta. Lewat Jakarta E-Prix yang berlangsung pada 21 Juni mendatang, menunjukkan komitmen Nissan untuk terus memperluas dampak elektrifikasi dan inovasi teknologi ramah lingkungan di kawasan, termasuk Indonesia yang tengah deman elektrifikasi.

Kehadiran Nissan di Jakarta E-Prix tidak hanya menandai kiprah global tim di lintasan balap, tapi juga memperkuat hubungan emosional Nissan dengen konsumen Indonesia. Antusiasme masyarakat terhadap kendaraan elektrifikasi juga terus meningkat, yang membuat keikutsertaan Nissan Formula E Team menjadi bukti nyata bagaimana teknologi dari lintasan balap dapat menginspirasi mobilitas masa depan di jalan raya.

Sebagai satu-satunya pabrikan asal Jepang yang konsiten hadir di ajang balap mobil listrik ini, Nissan memandang Jakarta E-Prix sebagai platform strategis untuk mendekatkan teknologi elektrifikasi kepada masyarakat sekaligus merayakant semangat inovasi, berkelanjutan, dan performa tinggi yang menjadi DNA merek Nissan. Momentum ini juga dimanfaatkan untuk menghadirkan aktivasi dan edukasi publik terkait teknologi e-Power dan komitmen Nissan terhadap masa depan berkendara yang lebih bersih dan efisien. (STA/TOM)

Baca juga:

Barcode Gokart Cetak Sejarah, Kirim Dua Pembalap ke Ajang SWS Final E-Sprint Cup 2025 di Belgia

Tinggalkan Balasan