

PENGAMAT politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai koalisi permanen merupakan upaya Presiden Prabowo Subianto meredam manuver politik yang kemungkinan dilakukan partai koalisi menuju Pilpres 2029.
Adi mencermati jelang Pemilu khususnya pada Pilpres biasanya partai politik akan gaduh. Dihapuskannya ambang batas pencalonan presiden membuat setiap partai bisa mencalonkan jagoannya pada Pilpres 2029 mendatang. Manuver tersebut yang coba diredam oleh Prabowo.
“Ada kecenderungan biasanya koalisi itu agak gaduh atau heboh jelang Pemilu. Tentu Prabowo khawatir jelang Pemilu 2029 partai pendukungnya KIM Plus mulai bermanuver, pecah kongsi, dan menunjukkan sikap yang tidak kompak,” kata Adi kepada Media Indonesia, Minggu (16/2).
Selain bicara soal Pilpres, koalisi permanen untuk menjaga soliditas partai dalam mendukung kebijakan Presiden Prabowo Subianto. Dengan koalisi permanen ini nantinya program Presiden Prabowo seperti makan bergizi gratis dan cek kesehatan gratis dapat berjalan dengan baik, sehingga menjadi modal untuk maju di Pilpres 2029.
“Koalisi permanen ini memang diniatkan supaya KIM Plus ini bisa solid sampai 2029 sehingga kebijakan strategis prorakyat yang diinginkan Prabowo itu mendapatkan dukungan penuh dari kekuatan politik terutama dukungan dari partai politik,” katanya.
“Terlihat ingin memagari supaya KIM Plus koalisinya permanen hingga 2 periode,” tambahnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengungkapkan Presiden Prabowo Subianto memberi tawaran membentuk KIM Plus menjadi koalisi permanen. Dia mengatakan Prabowo mengingatkan persatuan merupakan kunci.
“Intinya memperkuat koalisi. Kita, Pak Prabowo menawarkan koalisi permanen. Pak Prabowo meminta persatuan menjadi kunci utama pemerintahan,” kata Cak Imin.
Cak Imin mengaku menyambut tawaran itu karena dapat mempercepat pembangunan.
Tentu PKB menyambut baik koalisi permanen. Menjadi perkuatan dari percepatan pembangunan,” ujarnya. (H-4)