Otomotif Ini Dampak Pakai BBM Pertamina Tidak Sesuai Rasio Kompresi Mesin

Ini Dampak Pakai BBM Pertamina Tidak Sesuai Rasio Kompresi Mesin

4
0
Ini Dampak Pakai BBM Pertamina Tidak Sesuai Rasio Kompresi Mesin

IndonesiaDiscover –

Masih menjadi perhatian publik terkait kasus Pertamina Patra Niaga. Mereka terindikasi oleh Kejaksaan Agung melakukan tidak pidana melakukan pengoplosan bensin. Terlepas dari hal itu, bagaimana bila menggunakan bahan bakar tidak sesuai spesifikasi mesin. Terutama Eropa rata-rata gunakan BBM beroktan tinggi. Bisa bermasalah kalau tidak sesuai dengan rasio kompresi ruang bakar.

“Varian terbaru SUV Peugeot rata-rata rasio kompresinya tinggi. Seperti Peugeot 2008, 3008 & 5008 Allure Plus dan Active. Sesuai spesifikasi rasio kompresi di atas 11:1 sampai hampir 13:1. Makanya disarankan pakai bensin RON 98 seperti Pertamax Turbo. Sedang mobil yang rasio kompresinya 10:1 sampai 11:1 bisa pakai bensin RON 92 (Pertamax). Atau Pertalite punya RON 90 jika rasio kompresinya di bawah 10:1,” jelas Rafi’i Sinurat, Kepala Bengkel Astra Peugeot Sunter, dalam surel resmi.

Secara angka oktan atau RON sama-sama 92 setara Pertamax. Tapi menurutnya, Pertamax oplosan berbahan dasar Pertalite masih mengandung belerang atau timbal cukup tinggi. Istilah awam, kalau disaring kurang halus. Itu yang membuat Pertalite pernah diributkan mengganggu kinerja mesin. Karena belerang atau zat lain masih tinggi bisa menyebabkan lampu indikator mesin menyala karena proses pembakaran tidak sesuai.

SPBU Pertamina Foto: Pertamina

“Konsumsi bensin oktan rendah untuk mesin rasio kompresi tinggi, biasanya akan menyebabkan knocking atau “ngelitik” di dalam enjin. Sementara knocking paling ekstrem bisa membuat piston berlubang, menurunkan efisiensi serta menaikkan emisi gas buang. Secara termodinamika. Knocking terjadi karena BBM RON rendah tidak tahan terhadap tekanan atau temperatur tinggi. Alhasil bensin oktan rendah akan terbakar sebelum dipantik oleh busi dengan setingan timing kompresi tinggi,” imbuh Rafi’i Sinurat.

Bila Anda menggunakan oktan di bawah standar. Maka tenaga mesin otomatis menurun karena pengapian mesin yang harus menyesuaikan kondisi BBM digunakan. Alhasil performa jantung pacu tidak optimal. Sehingga membuat pedal gas lebih sering diinjak dalam-dalam, bahkan berujung boros bensin. Parahnya lagi, oktan lebih rendah akan membuat mesin lebih kotor karena adanya kerak karbon. Kotoran di dalam mesin ini, kata Rafi’i, sulit untuk dibersihkan. Singkat kata, tenaga mobil tidak seperti biasa alias kurang bertenaga saat berakselerasi.

Nah, agar persoalan seperti ini tidak terjadi di mobil Anda. Sebaiknya lihat buku petunjuk manual. Lihat berapa besar kompresi mesin dan selalu memakai BBM sesuai spesifikasi yang sudah ditetapkan oleh pabrikan. Namun bila terlanjur terindikasi menggunakan Pertamax Oplosan, dengan segala indikasi di atas. Sebaiknya agar memeriksa sekaligus servis di bengkel resmi untuk memulihkan mobil agar tetap prima. (ALX/ODI)

Baca Juga: 

Bahaya BBM Pertamina Oplosan Terhadap Performa dan Kinerja Mesin

Update Harga BBM Maret 2025

Tinggalkan Balasan