

KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali mendalami kasus dugaan rasuah berupa investasi fiktif di PT Taspen (Persero). Satu saksi diminta jelaskan aliran dana ke PT Insight Investment Managemen (IIM).
“(Saksi diperiksa) materinya aliran uang terkait kegiatan investasi Taspen di IIM,” kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto melalui keterangan tertulis, Kamis, 6 Februari 2025.
Tessa cuma mau memerinci inisial saksi itu yakni YMP. Berdasarkan informasi yang dihimpun, dia adalah karyawan swasta Yankes Mm Panjaitan.
“Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK,” ucap Tessa.
KPK enggan memerinci total uang Taspen yang mengalir ke IIM. Informasi itu dirahasiakan sampai persidangan digelar.
KPK menahan Direktur Utama (Dirut) nonaktif PT Taspen (Persero) Antonius NS Kosasih (ANSK) dan eks Direktur Utama PT Insight Investment Management (IIM) Ekiawan Heri Primaryanto (EHP). Keduanya merupakan tersangka dalam kasus ini.
Dugaan rasuah dalam kasus ini terjadi ketika Taspen menempatkan investasi Rp1 triliun pada reksa dana RD I-Next G2 yang dikelola oleh Insight Investment Management. Namun, keputusan itu malah membuat negara merugi Rp200 miliar.
Uang Rp1 triliun itu disebar ke sejumlah investasi yang dikelola Insight Investment Management. Sebanyak Rp78 miliar dikelola oleh perusahaan itu.
Lalu, sebanyak Rp2,2 miliar diurus oleh PT VSI. Kemudian, Rp102 juta dikelola oleh PT PS, terus, Rp44 juta masuk ke PT SM.
Pengelolaan uang itu diduga bagian dari pelanggaran hukum untuk menguntungkan diri sendiri atau korporasi. Padahal dana itu semestinya tidak boleh dikeluarkan. (H-2)