Nasional Penemuan Makam Firaun Thutmose II Terbesar Sejak Tutankhamun

Penemuan Makam Firaun Thutmose II Terbesar Sejak Tutankhamun

11
0

IndonesiaDiscover –

Penemuan Makam Firaun Thutmose II: Terbesar Sejak Tutankhamun
Para arkeolog temukan makam Firaun Thutmose II di Lembah Barat, Luxor, menjadikannya makam kerajaan pertama yang ditemukan sejak makam Tutankhamun pada 1922.(Ministry of Tourism and Antiquities)

PARA ahli Egyptologi menemukan makam pertama seorang firaun sejak makam Tutankhamun ditemukan lebih dari satu abad yang lalu. Makam Raja Thutmose II adalah makam kerajaan terakhir dari Dinasti ke-18 Mesir yang belum ditemukan.

Tim gabungan Inggris-Mesir berhasil menemukannya di Lembah Barat, bagian dari Nekropolis Thebes dekat kota Luxor. Sebelumnya, para peneliti beranggapan ruang pemakaman para firaun Dinasti ke-18 berjarak lebih dari 2 km, lebih dekat ke Lembah Para Raja.

Tim menemukan makam ini di area yang dikaitkan dengan tempat peristirahatan para perempuan kerajaan. Namun, ketika mereka memasuki ruang pemakaman, mereka menemukan dekorasi khas makam firaun.

“Sebagian langit-langit masih utuh: langit-langit bercat biru dengan bintang-bintang kuning. Langit-langit seperti ini hanya ditemukan di makam raja-raja,” kata Dr Piers Litherland, direktur lapangan misi tersebut.

“Emosi yang muncul ketika menemukan sesuatu yang tak terduga benar-benar membingungkan, secara emosional sangat menggetarkan,” katanya.

Dr Litherland menyatakan penemuan ini menyelesaikan misteri mengenai lokasi makam-makam raja awal Dinasti ke-18. Sisa-sisa mumi Thutmose II telah ditemukan dua abad yang lalu, tetapi lokasi asli makamnya belum pernah diketahui.

Thutmose II adalah leluhur Tutankhamun, yang diperkirakan memerintah sekitar tahun 1493 hingga 1479 SM. Makam Tutankhamun ditemukan arkeolog Inggris  tahun 1922.

Thutmose II paling dikenal sebagai suami Ratu Hatshepsut, salah satu firaun terbesar Mesir dan satu dari sedikit firaun perempuan yang memerintah secara mandiri.

Menurut Dr. Litherland, “tangga besar dan koridor menurun yang sangat luas” dalam makam ini menunjukkan kemegahannya.

“Butuh waktu lama bagi kami untuk menembus semua itu,” katanya, seraya menambahkan bahwa makam tersebut terhalang oleh puing banjir dan langit-langitnya telah runtuh.

“Hanya setelah merangkak melalui lorong sepanjang 10 meter dengan celah kecil setinggi 40 cm di bagian atas, kami akhirnya masuk ke ruang pemakaman.”

Di dalamnya, mereka menemukan langit-langit biru serta dekorasi adegan dari Amduat, sebuah teks keagamaan yang hanya diperuntukkan bagi raja. Ini adalah tanda lain mereka menemukan makam seorang firaun, ujar Dr. Litherland.

Mereka mulai membersihkan puing-puing, berharap menemukan sisa-sisa pemakaman yang hancur di bawahnya. Namun, “makam itu ternyata benar-benar kosong,” kata Dr. Litherland. “Bukan karena dijarah, tetapi karena telah sengaja dikosongkan.”

Tim kemudian menyimpulkan makam ini telah terkena banjir hanya beberapa tahun setelah pemakaman sang raja, sehingga isinya dipindahkan ke lokasi lain pada zaman kuno. 

Saat menyaring berton-ton batu kapur di dalam kamar makam, mereka menemukan pecahan guci pualam dengan inskripsi nama Thutmose II dan Hatshepsut. Pecahan guci tersebut “kemungkinan pecah saat isi makam sedang dipindahkan,” ujar Dr. Litherland.

“Dan syukurlah mereka secara tidak sengaja memecahkan satu atau dua benda, karena itulah cara kami mengetahui makam siapa ini.”

Artefak ini adalah benda pertama yang ditemukan dan terkait langsung dengan pemakaman Thutmose II. Dr. Litherland mengatakan timnya memiliki gambaran kasar tentang lokasi makam kedua, yang mungkin masih utuh dengan harta karunnya.

Penemuan makam firaun ini menjadi puncak dari lebih dari 12 tahun penelitian tim gabungan dari New Kingdom Research Foundation yang dipimpin Dr. Litherland dan Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir.

Sebelumnya, tim ini telah menggali 54 makam di bagian barat Pegunungan Thebes di Luxor dan mengidentifikasi lebih dari 30 istri raja serta perempuan istana.

“Ini adalah makam kerajaan pertama yang ditemukan sejak penemuan revolusioner makam Raja Tutankhamun pada tahun 1922,” kata Menteri Pariwisata dan Purbakala Mesir, Sherif Fathy.

“Ini adalah momen luar biasa bagi Egyptologi dan pemahaman yang lebih luas tentang sejarah manusia yang kita bagikan.” (BBC/Z-2)

Tinggalkan Balasan