Ekonomi & Bisnis OJK Enam Bank Bakal Naik Kelas

OJK Enam Bank Bakal Naik Kelas

8
0
OJK: Enam Bank Bakal Naik Kelas
Bank BRI(Dok: BRI)

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan sebanyak enam bank umum bakal naik kelas dalam waktu dekat. Enam bank tersebut diperkirakan akan masuk dalam Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) IV.

“Kita harapkan dalam 2-3 tahun ke depan itu sudah akan ada tambahan 6 bank lagi yang digeser dari KBMI III menjadu KBMI IV,” ujar Anggota Dewan Komisioner merangkap Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2025, Jakarta, Selasa (11/2). 

Itu berarti dalam beberapa waktu mendatang terdapat 10 bank yang masuk dalam KBMI IV. Saat ini baru ada empat bank yang masuk KBMI IV, yaitu Bank Mandiri, Bank BRI, BCA, dan BNI. Total aset konsolidasi dari empat bank tersebut pada 2023 diketahui menembus Rp6.000 triliun.

Dengan bertambahnya jumlah bank dalam KBMI IV, imbuh Dian, maka kontribusi sektor perbankan ke perekonomian akan menjadi lebih besar dan berdampak. “Salah satu prinsip dasar untuk bagaimana suatu negara bisa bertumbuh ekonomi yang secara tinggi tentu adalah berfungsinya dengan baik sektor keuangan dan termasuk perbankan di dalamnya,” terangnya.

“Tentu saja dalam mendorong pembiayaan dan lain sebagainya semakin hari semakin meningkat dan saya kira untuk bank ini bisa dikatakan size does matter. Memang harus terus kita dorong, karena semakin besar bank itu tentu akan semakin efisien dan memiliki kapasitas untuk ekspansi kredit lebih besar,” ungkap Dian. 

Namun dia belum mau mengungkap enam entitas yang diperkirakan bakal naik kelas itu. Merujuk Peraturan OJK 12/POJK.03/2021 tentang Bank Umum, bank umum dikelompokkan ke dalam empat kelompok berdasarkan modal inti. 

KBMI I ialah bank dengan modal inti sampai dengan Rp6 triliun. KBMI II ialah bank dengan modal inti sampai dengan Rp14 triliun. KBMI III ialah bank dengan modal inti sampai dengan Rp70 triliun. KBMI IV ialah bank dengan modal inti lebih dari Rp70 triliun.(M-2)

Tinggalkan Balasan