MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan tujuh kelompok industri tetap mendapatkan gas murah lewat program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT).
“HGBT saya baru selesai rapat kemarin sampai malam, dan masih dalam pembahasan untuk tujuh kelompok industri itu. HGBT itu filosofinya adalah bagaimana proses nilai tambahnya ada di dalam negeri, itu sebenarnya. Gas dijadikan sebagai bahan baku substitusi impor. Itu kemudian agar industri itu bisa kompetitif maka diberikan HGBT. Sekarang kalau dari tujuh kelompok industri itu, rasanya hampir dapat bisa dipastikan untuk dilanjutkan,” ujar Bahlil, di Jakarta, Kamis (16/1).
Program HGBT diberlakukan sejak tahun 2020 dengan memberikan harga gas bumi yang lebih murah untuk beberapa sektor industri. Kebijakan itu telah berakhir pada 31 Desember 2024.
Harga yang diberikan yakni di bawah US$6 per MMBTU bagi tujuh kelompok industri. Ketujuh tujuh kelompok industri tersebut yaitu industri pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, gelas kaca, dan sarung tangan karet.
Bahlil juga menyampaikan, saat ini ada usulan untuk menambah jumlah kelompok industri penerima HGBT, namun Kementerian ESDM masih melakukan kajian.
“Ada pengusulan tambahan. Pengusulan tambahan itu kita lagi menghitung skala ekonominya. Kenapa? HGBT selama 2021 sampai 2024 potensi pendapatan negara yang terkonversi menjadi HGBT itu sebesar Rp67 triliun. Jadi jangan sampai semua gas kita kasih ke HGBT, negara tidak dapat pendapatan. Jadi kita hitung betul, dia harus kita kasih tapi harus industri yang menciptakan lapangan pekerjaan,” katanya. (Ant/E-2)