Ekonomi & Bisnis Apindo Prediksi Penjualan di Beberapa Sektor Meningkat Didorong Momen Nataru

Apindo Prediksi Penjualan di Beberapa Sektor Meningkat Didorong Momen Nataru

40
0
Apindo Prediksi Penjualan di Beberapa Sektor Meningkat Didorong Momen Nataru
Seorang porter membawa barang bawaan penumpang pesawat yang tiba di Terminal Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai(ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani menyebut bahwa beberapa sektor seperti ritel, akomodasi, makanan dan minuman, mobilitas masyarakat, dan pariwisata diprediksikan dapat mengalami kenaikan di kuartal IV karena momentum liburan Natal dan tahun baru (Nataru). Meski demikian, Shinta mengingatkan agar pelaku usaha perlu mengantisipasi adanya setback akibat kebijakan pemerintah yang membatasi anggaran perjalanan dinas sebesar 50%.

“Namun, secara keseluruhan, momentum libur Nataru ini kami harapkan dapat mendongkrak penjualan di sebagian besar sektor yang hingga saat ini masih menghadapi tekanan akibat daya beli masyarakat yang belum pulih sepenuhnya,” ujar Shinta saat dihubungi, Rabu (1/1).

Untuk 2025, Shinta menerangkan bahwa Apindo memproyeksikan akan tetap menjadi tahun penuh tantangan sekaligus peluang bagi dunia usaha. Namun demikian, ia pun menyambut baik keputusan pemerintah yang membatasi penerapan tarif PPN 12% hanya pada barang dan jasa yang dikategorikan mewah. 

“Kebijakan ini dipandang dapat mengurangi tekanan terhadap konsumsi masyarakat. Meskipun demikian, pelaku usaha masih akan menghadapi tekanan dari faktor biaya operasional, termasuk kenaikan UMP sebesar 6,5%, yang dapat memengaruhi struktur biaya dan daya saing produk, terutama di sektor padat karya,” ungkapnya.

Shinta berharap bahwa faktor musiman seperti momentum Imlek, Ramadan, dan Lebaran di kuartal pertama 2025 diharapkan menjadi pendorong konsumsi domestik, khususnya di sektor makanan dan minuman, ritel, serta transportasi. Sektor pariwisata juga diproyeksikan akan mengalami peningkatan seiring dengan momentum ini. “Namun, sektor padat karya seperti tekstil dan alas kaki kemungkinan masih menghadapi tekanan struktural, terutama dari sisi persaingan pasar ekspor, impor ilegal, dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan biaya tenaga kerja yang meningkat,” cetusnya.

Pemerintah, lanjutnya, diharapkan terus memberikan stimulus yang tepat sasaran, seperti insentif fiskal, program pelatihan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas, serta penyederhanaan regulasi yang mendukung efisiensi operasional dunia usaha. 

“Dengan berbagai langkah ini, kita harapkan penjualan di tahun 2025 dapat menunjukkan perbaikan signifikan, didorong oleh peningkatan daya beli dan optimisme pasar domestik,” pungkasnya. (Fal/M-3)

Tinggalkan Balasan