Nasional Sejarah dan Transformasi AKABRI Pilar Pendidikan Militer Terintegrasi Indonesia

Sejarah dan Transformasi AKABRI Pilar Pendidikan Militer Terintegrasi Indonesia

7
0

IndonesiaDiscover –

Sejarah dan Transformasi AKABRI: Pilar Pendidikan Militer Terintegrasi Indonesia
AKABRI didirikan pada 16 Desember 1965 untuk menyatukan pendidikan militer bagi TNI AD, AL, dan AU, dengan tujuan menciptakan perwira yang profesional dan menjunjung integrasi. (Antara)

AKABRI adalah singkatan dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, yang merupakan lembaga pendidikan militer Indonesia. Akabri didirikan pada 16 Desember 1965, dan kini berganti nama menjadi Akademi Tentara Nasional Indonesia (TNI). 

Akabri bertujuan untuk menghasilkan perwira yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepemimpinan yang baik untuk menjaga kedaulatan negara dan melaksanakan tugas-tugas militer.

Tahun 2000, Akabri diubah menjadi tiga akademi terpisah, yaitu Akademi Angkatan Darat (AAU), Akademi Angkatan Laut (AAL), dan Akademi Angkatan Udara (AAU). Namun Akabri tetap menjadi istilah yang sering digunakan untuk merujuk pada pendidikan militer TNI umum.

Lalu, bagaimana sejarah berdirinya Akabri di Indonesia? Simak ulasannya berikut ini 

Sejarah Akabri 

Dibentuknya organisasi lembaga pendidikan Akabri didasarkan pada pengalaman sejarah di masa lalu. Di mana rivalitas antar Angkatan begitu tinggi dan persaingan yang kurang sehat karena dipengaruhi suasana politik saat itu, serta timbulnya berbagai gejolak yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. 

TNI sebagai bhayangkara negara pernah merasakan betapa pahitnya menghadapi PKI pada 1960an, dimana tanpa kekompakan TNI sulit untuk mengatasi gerakan-gerakan Politik PKI. Oleh karena itu para pendiri TNI merasa perlu untuk menyatukan visi dan persepsi dengan mengintegrasikan Angkatan Perang dan Polri menjadi ABRI. Seiring dengan itu timbul pula pemikiran untuk mulai mengembangkan semangat integrasi dini sejak dilembaga pendidikan.

Dorongan menyatukan lembaga pendidikan TNI di Tingkat Akademi. Bukan hanya mempersiapkan sumber daya manusia TNI yang memiliki profesionalisme saja, tetapi juga untuk menumbuhkan rasa kebersamaan, kekompakan dan semangat integrasi. 

Keinginan untuk berintegrasi ini sudah dicanangkan jauh sebelumnya oleh para pendiri TNI. Salah satunya Jenderal TNI Gatot Soebroto yang pada saat itu menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat pada 1957. Ia menggagas perlunya pendidikan integrasi satu atap, namun kondisi pada waktu itu belum memungkinkan. 

Berdirinya Akabri tahun 1965 ini juga sejalan dengan upaya integrasi angkatan bersenjata negara-negara lain dalam mendidik perwiranya, seperti Jepang dengan NDA nya mendidik semua perwira AD, AL, AU pada 1960 di bawah satu atap sampai sekarang. Oleh karena itu berdirinya Akabri merupakan salah satu harapan besar baik bagi TNI maupun bagi masyarakat, demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa.

Akademi TNI (dahulu Akabri) dibentuk melalui suatu proses bertahap diawali dengan dibentuknya suatu panitia yang dipimpin Laksamana Muda OB Syaaf pada  5 Juli 1965. Di mana tugas pokok menyusun dan merencanakan pendidikan Akademi TNI yang terintegrasi dalam satu wadah.

Atas dasar perencanaan tersebut maka, pada 16 Desember 1965 keluarlah Surat Keputusan Presiden RI No.185 /Koti/1965 sebagai dasar berdirinya Akademi TNI. Selanjutnya tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi Akademi TNI, realisasi pembentukan Akademi TNI di laksanakan secara bertahap mulai dari integrasi formil pada tanggal 5 Oktober 1965. 

Kemudian integrasi parsiil tahap satu pada 29 Januari 1967 dengan dibentuknya Akabri bagian umum di Magelang. Dilanjutkan integrasi parsiil tahap II pada 29 Januari 1969 dengan pemberian wewenang dan tugas komando kepada Danjen Akabri terhadap Akabri bagian.

Sejalan dengan dinamika perkembangan di lingkungan TNI, sejak berdirinya Akabri tahun 1967 Organisasi Akabri telah mengalami beberapa kali perubahan organisasi yakni tahun 1984, 2002, 2007, dan 2008. 

Adanya reformasi tahun 1999 secara resmi telah berganti nama menjadi Akademi TNI dan Akademi Angkatan berada di bawah Mabes Angkatan masing-masing. Sedangkan Resimen Chandradimuka (Menchandra) tidak lagi berkedudukan di bawah Akademi Militer, namun berkedudukan di bawah Danjen Akademi TNI.

Sampai dengan tahun 1984 masih menganut pola pendidikan 4 tahun, sedangkan sejak 1985 menganut pola 3+1 dengan pengertian tahap pertama diselenggarakan selama 3 tahun masih berstatus Taruna, adapun tahap kedua pada tahun ke-4, sudah berstatus sebagai perwira berpangkat Letnan Dua. 

Pendirian AKABRI merupakan langkah strategis dalam membangun kekuatan militer Indonesia yang mandiri dan profesional. Sejak awal, AKABRI bertujuan menghasilkan perwira yang tidak hanya terampil di bidang militer, tetapi juga memiliki keahlian di bidang kepemimpinan dan manajerial, yang diperlukan dalam menjalankan tugas di TNI dan menjaga stabilitas serta pertahanan negara. (Akademi TNI/Akademi Militer/Z-3)

Tinggalkan Balasan