IndonesiaDiscover –
MENTERI Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyampaikan, peringkat daya saing digital Indonesia saat ini naik dua peringkat ke posisi 43 dunia dari total 67 negara. Hal itu berdasarkan riset the International Institute for Management Development World Digital Competitiveness Rangking (IMD WDCR) 2024.
“Untuk mendongkrak daya saing digital, perlu disiapkan talenta digital yang andal dan siap kerja. Saat ini, daya saing digital kita meningkat, dari peringkat 45 di 2023 menjadi 43 di 2024. Peningkatan ini diharapkan terus terjadi di masa mendatang untuk mendukung kesiapan ekonomi digital di Indonesia,” ujarnya dalam acara Indonesia Digital Economy Outlook 2025 di Grand Studio Metro TV, Jakarta, Jumat (13/12).
Meutya menegaskan, Indonesia membutuhkan 9 juta talenta di sektor digital terampil hingga 2030. Angka tersebut diakuinya terbilang ambisius, mengingat berdasarkan data Kemenkomdigi baru 500 ribu masyarakat Indonesia yang telah terlatih untuk menjadi talenta digital dari jangka waktu 2018 hingga 2024.
“Sampai dengan 2030, diestimasikan akan terdapat lapangan kerja baru bagi 9 juta talenta digital. Angka yang cukup berani, karena itu kami melibatkan semua pihak untuk mendongkrak talenta digital,” sebutnya.
Pihaknya telah bekerja sama dengan penyedia teknologi dalam negeri dan internasional untuk mentransfer pengetahuan teknologi guna meningkatkan kapasitas lokal. Selain itu, program Digital Talent Scholarship (DTS) yang diinisiasi Kemenkomdigi juga telah menjangkau 5,6 juta warga.
“Persiapan talenta digital ini menjadi penting sehingga nantinya ketika terjadi akselerasi digital, serapan tenaga kerja di Indonesia dirasa akan lebih siap,” imbuh mantan presenter berita Metro TV tersebut.
Dalam kesempatan sama, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka melalui tayang video menegaskan pemerintah terus melakukan berbagai pembenahan dan memberikan dukungan penuh di sektor digital, baik dari sisi infrastruktur digital, peningkatan kualitas SDM digital, maupun penciptaan iklim usaha yang kondusif.
“Pembenahan ini untuk mewujudkan cita cita kita bersama menjadikan Indonesia menjadi bagian yang penting dalam ekonomi digital,” tuturnya.
Gibran menekankan potensi ekonomi digital Indonesia yang amat besar mesti dikelola secara baik. Pemerintah tidak ingin Indonesia hanya sekadar jadi pasar ekonomi digital. Melainkan, bisa menjadi salah satu pusat inovasi digital dan pionir ekonomi digital di kawasan regional. (E-2)