Seorang pengunjuk rasa memegang karton bertuliskan “Pemimpin pemberontak” dengan gambar wajah Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol ikut serta dalam demonstrasi yang menyerukan pemecatannya pada 8 Desember 2024 di luar Majelis Nasional di Seoul.
Philip Fong | Afp | Gambar Getty
Dampak dari pemberlakuan darurat militer oleh Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol terus berlanjut di tengah laporan bahwa kantornya digerebek dan mantan menteri pertahanannya mencoba bunuh diri.
Polisi menggeledah kantor presiden pada hari Rabu sebagai bagian dari penyelidikan terhadap penerapan darurat militer selama enam jam yang memicu reaksi besar-besaran dalam kerusuhan politik di negara tersebut, menurut laporan oleh kantor berita lokal Yonhap.
Yoon dilaporkan tidak ada di gedung ketika polisi tiba untuk mengumpulkan materi. Penggerebekan juga dilakukan di kantor Kepolisian Metropolitan Seoul dan penjaga polisi Majelis Nasional, kata polisi kepada Yonhap.
Di tengah penggerebekan tersebut, kepala Kantor Investigasi Korupsi Pejabat Tinggi Korea Selatan mengatakan kepada wartawan bahwa dia akan berusaha menahan dan menangkap Yoon jika kondisi yang diperlukan terpenuhi.
Ketua Majelis Nasional Korea Selatan Woo Won-shik juga mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa ia telah menggunakan wewenangnya untuk melakukan penyelidikan parlemen terhadap Yoon, dan menyerukan pembentukan komite khusus untuk menangani penyelidikan tersebut.
Mantan menteri pertahanan Yoon, Kim Yong-hyun, telah ditahan atas tuduhan penghasutan terkait penyelidikan atas perannya dalam enam jam darurat militer.
Menurut laporan Yonhap, mantan pejabat tersebut melakukan percobaan pembunuhan pada hari Rabu, di fasilitas penahanannya di Seoul timur.
Kepala pusat pemasyarakatan mengatakan kepada anggota parlemen selama sidang parlemen bahwa Kim telah ditempatkan di sel pelindung dan kesehatannya tetap stabil, tambah laporan itu.
Peristiwa ini terjadi di tengah seruan yang terus-menerus dari anggota parlemen oposisi, kelompok sipil, dan pengunjuk rasa agar Yoon dicopot dari jabatannya.
Partai oposisi utama Korea Selatan, Partai Demokrat (DP), dikatakan akan mengajukan mosi pemakzulan kedua terhadap Yoon, setelah presiden tersebut lolos dari pemungutan suara parlemen sebelumnya pada hari Sabtu.
Sementara anggota partai Yoon keluar dari parlemen menjelang pemungutan suara pemakzulan, pemimpin partai tersebut sejak itu mengatakan presiden akan mundur.