IndonesiaDiscover –
TAHAPAN PROPER tahun ini memasuki penilaian kepemimpinan dari para kandidat PROPER EMAS. Para CEO perusahaan dinilai berdasarkan kriteria Extraordinary Turnarounds yang meliputi pengentasan kemiskinan, pengurangan ketimpangan, pemberdayaan perempuan, transisi ke energi bersih, dan pengembangan sistem pangan yang sehat dan berkelanjutan. Kriteria ini menjadi indikator dari kemampuan para pemimpin untuk mengantisipasi tantangan global dan menciptakan solusi yang inovatif dan berkelanjutan.
Berdasarkan penilaian dokumen Hijau PROPER 2024 terdapat 189 perusahaan yang memenuhi ambang batas nilai peringkat emas dan telah menunjukkan konsistensi meraih peringkat Hijau pada dua periode penilaian PROPER sebelumnya.
Daftar nama perusahaan kandidat Emas PROPER 2024 telah ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Nomor SK 167 Tahun 2024 Tentang Kandidat Emas Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2023-2024.
Selama 2 hari, sebanyak 27 orang pimpinan tertinggi (CEO) perusahaan menyampaikan komitmen dan potensi kolaborasi yang akan dilakukan perusahaan dalam menjawab kriteria penilaian Extraordinary Turnarounds. Penilaian kepemimpinan menekankan pada karakteristik pemimpin yang menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan dan dampak sosial yang positif.
CEO perusahaan diuji kemampuannya untuk berpikir jangka panjang yaitu bagaimana mereka memprioritaskan keberlanjutan dan manfaat jangka panjang, bukan sekadar keuntungan jangka pendek.
Penilaian extraordinary turnarounds juga menekankan pada aspek keberanian untuk mengambil risiko yang dapat memperbaiki standar etika atau berinvestasi dalam teknologi ramah lingkungan.
Selain itu, untuk melahirkan pemimpin yang mampu berpikir secara sistemik, melihat perusahaan sebagai bagian dari ekosistem yang lebih luas dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menciptakan solusi berkelanjutan akan mendapatkan apresiasi tinggi.
Dampak positif
Penilaian PROPER sejak tahun 2023, juga memberikan penghargaan khusus kepada para CEO yang menunjukkan kepemimpinan transformatif dalam mengarahkan perusahaan mereka agar memberikan dampak positif. Dalam hal ini, penilaian terhadap CEO tidak hanya mengukur keberhasilan mereka dalam memimpin perusahaan, tetapi juga bagaimana mereka memanfaatkan peran yang mereka miliki untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.
Ketua Dewan Pertimbangan PROPER Sudharto P. Hadi menjelaskan bahwa format penilaian Green Leadership 2024 mengalami perubahan dibandingkan tahun 2023. Jika sebelumnya, para CEO menjalani wawancara individu berupa diskusi tanya jawab dengan Dewan PROPER, kini formatnya berbentuk Focus Group Discussion (FGD).
Dalam sesi ini, CEO akan diberikan pemicu berupa pertanyaan terkait 5 isu utama, yakni kemiskinan, ketimpangan, pemberdayaan perempuan, pangan, dan energi. Para peserta diminta menjelaskan apa yang telah dilakukan, bagaimana upaya tersebut dilaksanakan, serta rencana mereka ke depan dalam menangani isu-isu tersebut.
“Kelebihan dari format ini adalah masing-masing CEO mengetahui apa yang dikerjakan oleh CEO yang lain. Kemudian terbuka kemungkinan potensi untuk kerjasama. Kolaborasi itu saya kira adalah kunci, karena persoalan lingkungan yang akut yang kita alami selama ini hanya bisa dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi kalau para CEO itu melakukan kolaborasi,” jelas Sudharto.
Pada penilaian PROPER Emas 2024, penilaian akan mengadopsi Paradigma Baru Dunia Bisnis yakni konsep Net Positive. Perusahaan dinilai tidak hanya pada kemampuan untuk menciptakan keuntungan ekonomi, tetapi juga memberikan dampak positif yang nyata bagi lingkungan dan masyarakat.
Melalui paradigma ini, perusahaan dituntut untuk tidak hanya berfokus pada pencapaian bisnis, tetapi juga menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang berkelanjutan.
Salah satu CEO Perusahaan Kandidat PROPER EMAS 2024 dari PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo menyatakan, forum PROPER ini memberikan kami inspirasi.
“Paparan dari setiap perwakilan perusahaan adalah paparan yang sangat-sangat futuristik yang penuh dengan keyakinan, memberikan kemakmuran bagi rakyat, mengentaskan kemiskinan mempercepat pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Ia menyatakan, Indonesia sebagai negara yang kompetitif, tetap menjaga kelestarian lingkungan dan masa depan yang berkelanjutan. Langkah ini tidak hanya dilakukan karena adanya perjanjian lingkungan internasional, tetapi karena peduli pada masa depan generasi berikutnya agar menjadi lebih baik.
Hari sebelumnya (3/12), Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, bertemu dengan para CEO perusahaan kandidat PROPER Emas 2024. Pertemuan ini menjadi momen penting dalam memperkuat komitmen bersama antara pemerintah dan dunia usaha dalam menjaga serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri LH/Kepala BPLH juga menyampaikan apresiasi dari Presiden Republik Indonesia atas dedikasi dan kerja keras perusahaan-perusahaan peserta PROPER dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Indonesia.
“Kerja keras dan kolaborasi yang dilakukan oleh seluruh perusahaan PROPER memiliki dampak yang besar dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup Indonesia. Kami memberikan penghargaan atas upaya yang telah dilakukan dan mengajak semua pihak untuk terus memperkuat kolaborasi ini,” ujar Hanif.
PROPER yang dimulai pada tahun 1994, telah menjadi program yang menilai kinerja lingkungan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mematuhi standar lingkungan hidup. PROPER tahun ini menilai 4.495 perusahaan dalam berbagai sektor industri, menciptakan sebuah mekanisme yang tidak hanya menilai kinerja, tetapi juga mendorong perusahaan dalam mengambil peran lebih aktif dalam pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
Seiring dengan berkembangnya zaman, penilaian kinerja lingkungan tidak lagi bersifat sukarela, melainkan telah menjadi mandat yang wajib dipatuhi oleh setiap perusahaan.
Dalam hal ini, perusahaan-perusahaan PROPER diminta untuk menjalin kerjasama erat dengan pemerintah daerah, mulai dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota.
Fokus utama dari kerjasama ini adalah untuk meningkatkan kualitas lingkungan, termasuk dalam hal Indeks Kualitas Air (IKA), Indeks Kualitas Udara (IKU), Indeks Kualitas Laut (IKL), dan Indeks Kualitas Lingkungan (IKAL), terutama di lokasi yang berdekatan dengan area perusahaan.
Program PROPER diharapkan dapat semakin membumi dan diterima oleh seluruh sektor industri di Indonesia. Pada tahun 2025, implementasi PROPER akan diperluas untuk memastikan dampak nyata yang lebih luas, dengan meningkatkan kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Ini merupakan langkah strategis untuk membangun kebermanfaatan yang berarti bagi generasi mendatang, serta memastikan bahwa upaya-upaya yang telah dilakukan dalam menjaga dan memperbaiki kualitas lingkungan terus berlanjut. (H-2)