MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa pemerintah akan mengubah skema subsidi BBM dan listrik menjadi bantuan langsung tunai (BLT).
Merespon hal tersebut, Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda menyampaikan adanya efek pindah dari subsidi barang ke BLT yang cukup luas, terutama ke inflasi dan kemiskinan.
“Jadi memang di satu sisi akan mengurangi kebocoran ketidaktepatan sasaran, namun akan menimbulkan efek samping ke inflasi yang dirasakan juga oleh masyarakat yang tidak mendapatkan BLT. Kemiskinan bisa naik gegara inflasi yang tinggi, ini yang harus diantisipasi oleh pemerintah jika ingin mengubah skema subsidi BBM dan listrik,” ucap Huda saat dihubungi pada Senin (4/11).
Di samping itu, Huda menyebut bahwa skema BLT langsung tersebut sudah banyak digunakan oleh pemerintahan sebelumnya dimana subsidi ini langsung menyasar kepada kelompok yang membutuhkan.
Huda menilai, bagi sebagian orang subsidi skema government to person (G2P) akan menguntungkan, namun tidak bagi sebagian masyarakat. Pasalnya, apabila skema subsidi BBM dan listrik diubah menjadi BLT, akan ada sebagian masyarakat yang tidak menerima subsidi BLT karena kategori bukan masyarakat miskin, namun ikut terdampak apabila ada kenaikan harga yang ditimbulkan dari adanya pencabutan subsidi.
“Misalkan kelompok rentan miskin yang bisa menjadi kelompok miskin ketika harga BBM subsidi dinaikkan. Mereka juga tidak mendapatkan bantuan kompensasi peralihan subsidi tersebut,” terang Huda.
Di kesempatan berbeda, Penasihat Khusus Presiden Urusan Ekonomi Prabowo, Bambang Brodjonegoro mengungkapkan bahwa tidak akan terjadi inflasi dengan diubahnya skema subsidi BBM-listrik menjadi BLT.
“Inflasi itu kan kalau ada inflasi kan pengaruhnya ke daya beli, jadi ketika harga BBM naik, pasti akan inflasi. Tapi daya belinya sudah tercover dengan BLT tadi, jadi BLT itu diberikan sebagai upaya untuk menjaga agar daya beli gak terganggu oleh kenaikan harga. Itu maksudnya esensi dari perubahan subsidi harga menjadi BLT tepat sasaran,” pungkasnya. (Fal/M-4)