Nasional Kenali Tanda Anak Alami Anemia Defisiensi Besi, Bisa Ganggu Tumbuh Kembangnya

Kenali Tanda Anak Alami Anemia Defisiensi Besi, Bisa Ganggu Tumbuh Kembangnya

18
0

IndonesiaDiscover –

Kenali Tanda Anak Alami Anemia Defisiensi Besi, Bisa Ganggu Tumbuh Kembangnya
Ilustrasi anak yang lesu akibat anemia defisiensi besi.(Dok. Freepik)

ANAK adalah aset masa depan yang pertumbuhannya harus dijaga dengan baik. Namun, bagaimana jika anak tampak lesu, mudah lelah, dan sulit berkonsentrasi? Ini bisa menjadi tanda anemia defisiensi besi (ADB), kondisi kekurangan zat besi yang memengaruhi pembentukan hemoglobin dalam darah.

Lalu, apa itu anemia defisiensi besi, dan bagaimana tanda anak mengalami gejala anemia defisiensi?

Pengertian Anemia defisiensi besi (ADB)

Melansir dari situs American Family Physician, anemia defisiensi besi adalah kondisi medis yang terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi. Kekurangan zat besi ini menyebabkan jumlah sel darah merah atau hemoglobin yang sehat menurun dan tidak berfungsi dengan baik.

Perlu diketahui bahwa zat besi sangat penting untuk pembentukan sel darah merah. Hemoglobin, yang terdapat dalam sel darah merah, berfungsi mengikat dan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh organ tubuh.

Tanpa zat besi yang cukup, tubuh tidak dapat memproduksi hemoglobin dengan baik untuk mengangkut oksigen. Akibatnya, penderita anemia defisiensi besi akan merasa mudah lelah dan mengalami sesak napas.

Data kasus anemia defensi besi

Menurut data dari World Health Organization (WHO), prevalensi anemia defisiensi besi pada anak-anak di seluruh dunia mencapai 42%, sementara di Indonesia angkanya sekitar 28,1%. Kemudian mayoritas anak yang mengalami anemia defisiensi besi adalah anak perempuan, yaitu sebanyak 36 orang (65,5%).

Selain itu, kasus tertinggi ditemukan pada kelompok usia 13–18 tahun, yang mencapai 28 orang (63,6%). Kondisi ini cukup memprihatinkan lalu apa dampak ADB ini?

Dampak anemia defensi besi bagi tumbuh kembang anak

Anemia defisiensi besi dapat memberikan dampak serius pada tumbuh kembang anak, terutama pada fungsi kognitif, pertumbuhan fisik, dan sistem kekebalan tubuh.

Melansir dari American Family Physician, anak yang kekurangan zat besi berisiko mengalami gangguan perkembangan kecerdasan, kemampuan berpikir, dan fungsi tubuh secara keseluruhan.

Kekurangan zat besi ini sering terjadi secara bertahap. Ketika jumlah zat besi dalam tubuh anak menurun, fungsi otak dan otot yang sedang berkembang mulai terpengaruh.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak-anak yang terkena anemia defisiensi besi akan sering mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

Kondisi ini dapat memengaruhi konsentrasi dan prestasi belajar, yang berdampak jangka panjang pada potensi anak di masa depan. Lalu, bagaimana cara mengetahui jika anak mengalami anemia defisiensi zat besi?

Tanda-tanda anak mengalami anemia defisiensi besi

Biasanya, anak yang mengalami anemia defisiensi besi menunjukkan beberapa tanda, seperti penurunan nafsu makan, tubuh yang mudah lelah, dan lebih sering sakit.

Selain itu, ada tanda lain yang mungkin muncul, di antaranya:

•    Pucat berkepanjangan, terutama pada kulit, kuku, dan bibir.

•    Memiliki keinginan untuk memakan benda-benda seperti serpihan cat, kapur, debu, atau kotoran.

•    Lebih mudah terkena infeksi.

•    Sulit menangkap obrolan dan lambat dalam berkonsentrasi.

Cara mencegah anemia defensi besi pada anak

Berdasarkan informasi dari situs Kementerian Kesehatan, anemia defisiensi besi pada anak dapat dicegah dan diatasi melalui  cara sederhana dengan  memberikan makanan kaya zat besi seperti daging, hati, ikan, dan sayuran hijau, karena jenis makanan ini mendukung produksi hemoglobin.

Jika diperlukan, konsultasikan dengan dokter untuk pemberian suplemen zat besi yang sesuai dengan kebutuhan anak, guna memastikan cadangan zat besinya tetap terjaga. (Z-9)

Tinggalkan Balasan