MENTERI Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) Budi Gunawan mengungkapkan harapannya kepada Setyo Budiyanto yang secara konstitusional telah terpilih menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024-2029.
Budi menjelaskan bahwa pemberantasan korupsi di bawah pimpinan KPK menjadi elemen sangat penting yang diharapkan bisa bekerja maksimal. Setelah Setyo menjadi Ketua KPK, Budi berharap agar Setyo bisa bersinergi dengan seluruh aparat penegak hukum.
“(Harus) bersinergi, ya dengan seluruh perangkat aparat penegak hukum,” kata Budi saat ditemui Media Indonesia di Gedung Kementerian Komunikasi dan Digital, Jakarta, Kamis (21/11).
Menurut dia, hanya dengan sinergitas dan kolaborasi dengan berbagai pihak, capaian pemberantasan korupsi yang termaktub dalam Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran dalam terwujud. “Fokus pada sesuai butir ketujuh Asta Cita presiden, fokus pada pemberantasan korupsi,” tuturnya.
Diketahui, DPR RI telah menyetujui calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo Budiyanto untuk menjadi Ketua KPK masa jabatan 2024-2025 berdasarkan hasil pemungutan suara setelah uji kelayakan dan kepatutan selesai.
Dalam voting yang dilakukan Komisi III DPR RI, Setyo Budiyanto mendapatkan suara terbanyak. Selain Setyo, empat capim KPK lainnya yang disetujui berdasarkan hasil penghitungan suara yakni Fitroh Rohcahyanto, Ibnu Basuki Widodo, Johanis Tanak, dan Agus Joko Pramono.
Setyo Budiyanto mendapatkan 46 suara dan 45 suara di antaranya memilih dirinya sebagai Ketua KPK. Jumlah suara yang memilih dirinya sebagai Ketua KPK baru merupakan yang paling banyak di antara calon lainnya.
Adapun Johanis Tanak mendapatkan 48 suara, lebih banyak daripada Setyo. Namun, dari 48 suara itu hanya 2 suara yang memilih dirinya untuk menjadi Ketua KPK. Serupa dengan Tanak, Fitroh pun mendapatkan 48 suara, tetapi hanya satu suara yang memilihnya menjadi Ketua KPK.
Berikut lima pimpinan KPK periode 2024-2029 yang telah disetujui oleh Komisi III DPR:
- Setyo Budiyanto (ketua)
- Fitroh Rohcahyanto
- Johanis Tanak
- Ibnu Basuki Widodo
- Agus Joko Pramono. (J-2)
