PT Samator Indo Gas Tbk (Kode Bloomberg: AGII IJ) telah mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian Interim untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024 (9M-2024) dan 30 September 2023 (9M-2023).
Per periode 9M-2024, total Penjualan mencapai Rp2,13 triliun, meningkat 2,8% dibandingkan periode 9M-2023. Laba bruto mencapai Rp955,1 miliar, tumbuh 1,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan Laba Tahun Berjalan tercetak di angka Rp85,8 miliar, menurun 25,3% dibandingkan periode 9M-2023 yang mencapai Rp114,9 miliar.
Presiden Direktur AGII, Rachmat Harsono menyatakan bahwa untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024, total penjualan Perseroan tumbuh positif sebesar 2,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan kontribusi utama dari sektor Kesehatan dan Infrastruktur.
“Kontribusi pendapatan dari sektor Infrastruktur juga menunjukkan peningkatan seiring dengan meningkatnya aktivitas di sektor konstruksi. Di sisi lain, sektor barang konsumsi dan ritel mengalami sedikit penurunan di 9M24 sejalan dengan melemahnya daya beli masyarakat dalam beberapa bulan terakhir,” kata Rachmat dalam keterangan resminya, Kamis (31/10).
Samator, sambung dia, terus berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan gas industri nasional dengan terus melakukan inovasi dan upaya pengembangan yang berkelanjutan. Sebagaimana diketahui, pada 30 September kemarin, Samator telah meresmikan plant ke-56 di Batang yang dilengkapi dengan teknologi terkini dan memiliki kapasitas produksi 7.000 Liquid Oxygen (LOX), 7.000 Liquid Nitrogen (LIN), dan 280 Liquid Argon (LAR).
“Pada bulan Oktober, kami juga telah memulai operasi plant ke-57 kami, yaitu plant hidrogen di Batam, yang sedang dalam proses untuk menjadi plant green hydrogen pertama untuk Samator dan mungkin di Indonesia dengan teknologi elektrolisisnya. Dampak keuangan yang positif dari kedua plant baru ini akan tercermin sepenuhnya dalam laporan keuangan tahun 2024. Kami optimis dapat!mempertahankan tren positif pada pertumbuhan pendapatan kami, dengan tetap menjaga komitmen untuk mendukung transisi industri nasional menuju energi yang lebih berkelanjutan,” bebernya.
Setelah selesainya plant di Batang dan plant hidrogen di Batam, Samator masih akan terus melanjutkan kegiatan ekspansi dimana plant ke-58 untuk produksi asetilen di Sofifi yang saat ini sedang dalam proses pembangunan dan diperkirakan akan mulai beroperasi pada akhir tahun 2024. Selain pabrik baru, penambahan filling stations baru juga ada dalam project pipeline Perusahaan. Selain pertumbuhan penjualan, Samator juga menargetkan perbaikan berkelanjutan dalam proses operasional agar lebih efisien.
“Dengan menyeimbangkan ekspansi produksi dengan inisiatif penghematan biaya, kami berupaya untuk memperkuat kinerja keuangan secara keseluruhan dan menciptakan nilai yang lebih besar bagi para pemangku kepentingan,” ujarnya.
Rachmat juga menjelaskan bahwa sektor medis dan infrastruktur sebagai kontributor terbesar dari pertumbuhan penjualan perusahaan. Selama periode 9 bulan di tahun ini, Samator melihat adanya peningkatan permintaan dari sektor Kesehatan dan Infrastruktur dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
“Tren ini didorong oleh pertumbuhan jaringan rumah sakit yang sudah ada dan yang baru, serta pertumbuhan permintaan barang industri seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi dan pembangunan di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini sejalan dengan strategi Perseroan yang menargetkan pertumbuhan yang tinggi dan senantiasa responsif terhadap berbagai kebutuhan industri,” bebernya. (N-2)