
IndonesiaDiscover –

SETELAH merilis single The Other Side dan Balter Baby, penyanyi asal Bangkok, Thailand, Phum Viphurit merilis mini album bertajuk Paul Vibhavadi Vol. 1. Dirilis pada 17 Oktober, mini album ini menjadi medium penjelajahannya sekaligus mengenalkan sisi lain musiknya.
Musisi berusia 29 tahun itu mengeksplorasi house music era 2000-an untuk ditaruh ke karya terbarunya tersebut. “Saya sudah lama menyukai house music awal 2000-an dan ingin menggabungkan permainan gitar saya ke musik dengan BPM seperti itu. Saat punya ide untuk membuat empat lagu ini, saya langsung kepikiran memakai alter ego,” katanya dikutip dari siaran pers yang diterima Media Indonesia, Senin, (21/10).
Phum yang merupakan lulusan sekolah perfilman mengaku mengagumi musisi yang membuat alter ego. “Sejak dulu saya merasa ketika artis-artis membuat proyek lewat eksplorasi alter ego, entah itu Tyler, the Creator sebagai Igor atau David Bowie sebagai Ziggy Stardust, ada kesan yang baru dan itu yang membuat saya tertarik. Metode ini juga memungkinkan saya lepas dari menulis berdasarkan pengalaman pribadi dan menggunakan kemampuan menulis naskah untuk mengembangkan tokoh dan kisah di dalam dunia kecil yang baru ini,” lanjutnya.
Saat menentukan nama dan tokoh alter egonya, Phum mengaku tidak mencari jauh-jauh. Kungkang, sudah menjadi logonya selama dua tahun terakhir. Sementara nama Paul Vibhavadi, yang digunakannya kini, berasal dari inisial namanya, Phum Viphurit/Paul Vibhavadi.
“Vibhavadi adalah nama jalan yang cukup terkenal di Bangkok, dan Paul adalah nama yang saya pakai ketika sedang bermain gim FIFA atau NBA 2K. Saat saya membuat tokoh untuk gim olahraga, namanya selalu Paul Vibhavadi.” terang Phum.
Album ini seperti membawa pendengar untuk mengikuti perjalanan sang kungkang yang merasa tidak cocok hidup di kota, sehingga pergi mencari hutan magis Himmapan. Lagu pembuka The Other Side dengan entakan irama house music menceritakan perjumpaan Paul dengan suku penyembah kungkang yang membuatnya terbuai oleh pemujaan. Setelah itu, komposisi dansa instrumental pada trek Balter Baby, mengiringi momen Paul berhura-hura dengan suku tersebut sebelum ia pergi terbang di dalam gelembung berpijar.
Pada trek Past Lives, yang menampilkan rapper Tangbadvoice, menjadi lagu yang lebih kontemplatif yang menampilkan Paul terbawa emosi sambil melayang dan mengenang kehidupannya yang lama. Pada trek akhir, This Is the End, Paul mencapai pintu gerbang tujuannya dan melambangkan apa yang harus ditinggalkannya jika memutuskan untuk masuk. (M-1)